Dusun Diwak, Desa Sumber, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, kembali menggelar acara Senyum Merapi untuk yang kedua kalinya sejak 2011 lalu. Padepokan Prasetya Budya dan warga Desa Sumber bersama-sama menyemarakkan acara Senyum Merapi selama dua hari (08-09 Desember 2012) yang mengangkat tema "Gaung Lare Gunung", atau Suara Anak Gunung. Tema ini dianggap dapat menjadikan anak sebagai pusat kegiatan, bertalian dengan kebudayaan dan kesenian yang berkembang diwilayah ini, juga diharapkan menjadi kekuatan dan semangat kehidupan masyarakat sekitar.
Pembukaan Senyum Merapi diresmikan dengan pelepasan ratusan burung ke alam bebas sebagai simbol pelestarian ekosistem alam. Diikuti dengan kolaborasi pertunjukan berbagai kesenian anak tradisional seperti permainan gamelan oleh anak-anak Calung Donal Duck senior dan junior yang tergabung dalam Sanggar Sapu Lidi, Qiro'ah, Reog Bocah dari SDN Keningar Desa Sumber, Prajuritan dari SD Kanisius Sumber, Angguk Rame Anak dari Ngargotontro Sumber, Dayak Grasak dari Sanggar Bangun Budoyo Sumber, dan beberapa bintang tamu seperti Biola AKSE (Angel Kids Stering Ensembel) dari Kalasan Yogyakarta, Tari Bali Siwa Nata Raja dari Yogyakarta, Wayang "Wahyu Mahkuta Rama" oleh Dalang Probo, dan tak ketinggalan juga Wayang Kancil khas pak Dalang Bagong Boneka dari Yogyakarta dengan suguhan cerita jenakanya, "Kancil Balapan Karo Penyu" diiringi musik gamelan yang dimainkan oleh anak-anak Calung Donal Duck dari Sanggar Sapu Lidi, dan masih banyak lagi.
Panggung anak ini sesungguhnya bukan sekedar diartikan sebagai panggung pertunjukan yang menampilkan festival kesenian anak. “Gaung Lare Gunung” justru memberikan penampang atas bentuk-bentuk kesenian yang telah berkembang di semua dusun di Desa Sumber Lereng Merapi, dan bagaimana fungsi kesenian tersebut menjadi tontonan sekaligus tuntunan dan perekat silaturahmi antar insan. Acara ini juga mendapat sambutan hangat dari rekan-rekan dari Solo dan Semarang. Mereka bekerja sama dengan panitia Senyum merapi (Palguna) dengan bahu membahu mempersiapkan segala sesuatu untuk kelancaran puncak acara yaitu pada tanggal 09 Desember 2012.
Berkaitan dengan pelestarian alam, Bapak Pras selaku penanggung jawab Padepokan Prasetya Budya dan penanggung jawab acara menjelaskan bahwa “Palguno juga melaksanakan program penghijauan dengan penanaman 16 Juta bibit pohon Produktif untuk areal tanah 70 hektar pertahun. Program penghijauan ini baru terealisasi sekitar 15 ribu bibit pohon untuk areal tanah 9 hektar. Adapun donatur bibit pohon ini berasal dari berbagai kalangan yang peduli akan pelestarian alam. diantaranya Green Network, Universitas Sanata Dharma, KLM (Komunitas Lereng Merapi) DIY Jateng. Pada acara ini juga diberikan donasi 10.000 bibit pohon yang diserahkan secara simbolis oleh Presdir Green Network Bapak Agus Handoko kepada Palguna”. Menurut mas Tatya, salah seorang dari anggota TaruParwo, yaitu komunitas yang peduli terhadap lingkungan, mengatakan, “Saya sangat senang sekali bisa menyaksikan acara Senyum Merapi ini. Saya bisa menyaksikan betapa bakat anak-anak yang berpentas sangat menakjubkan. Sangat bagus pula ketika Senyum Merapi ini ternyata tidak hanya menampilkan kebudayaan tradisi lokalnya, namun kami juga disuguhi seni tari Bali Nata Raja, dan permainan Biola anak-anak manis dari Kalasan ini. Ini menunjukkan Senyum Merapi memang peduli terhadap kebudayaan secara luas. Jika saya diundang lagi, pasti saya akan datang untuk Senyum Merapi”, dengan penuh semangat mas Tatya menjelaskan kepada saya.
SENYUM MERAPI secara khusus didedikasikan bagi anak-anak yang menjadi cikal bakal sekaligus pewaris paling sah dari Republik ini. SENYUM MERAPI berupaya mendorong sistem pendidikan budaya yang membebaskan dan memanusiakan yang dikembangkan berdasar natural and historical resources yang dimiliki masing-masing anak maupun lingkungan sosial mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H