Lihat ke Halaman Asli

Tuding Munculkan Terorisme, Sekolah Islam Harus Dikurangi?

Diperbarui: 1 Maret 2017   08:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pendidikan merupakan suatu elemen penting bagi suatu bangsa .Penting, karena dengan pendidikan, suatu bangsa atau Negara bisa diukur kualitas masa depannya. Pendidikan juga merupakan kebutuhan primer umat manusia. Tanpa adanya sebuah pendidikan, manusia tidak akan mampu mempertahankan eksistensinya dalam tantangan global. Begitupun pendidikan yang langsung menjurus kepada nilai keagamaan, terutama Islam.

Indonesia merupakan Negara dengan mayoritas Islam, dengan adanya sekolah Islam di Indonesia, memudahkan masyarakat dalam posisi masyoritas muslim unuk menimba ilmu agama dengan lebih terkonsentrasikan. Meskipun jumlah sekolah Islam tidak mencapai 40% dari sekolah yang ada, hanya berjumlah 77.336 lembaga (RA,MI, MTs dan MA) dari jumlah keseluruhan sekolah 213.256 lembaga (Ditjen Pendis tahun 2016). Namun semakin hari banyak masyarakat yang bersemangat untuk menyekolahkan generasi mereka dalam wadah sekolah Islam.

Logika keliru jika ada sebagian pendapat yang hendak memangkas keinginan masyarakat (untuk menjaga semangat Islam) dengan kepentingan liberalisme. Apalagi membidik Madrasah atau sekolah Islam sebagai wadah memproduksi paham radikal. Perlu ada pemahaman lurus tentang nilai Islam itu sendiri, bukan menuduh Islam sebagai objek paham ektremis, ataupun menilai bahwa sekolah Islam adalah pusat perkembagan terorisme dan harus dikurangi.

Salah satunya adalah  pernyataan dari tokoh liberal Musdah Mulia, Politikus asal PDIP yang menyatakan jika pendidikan Islam dan sekolah Islam di Indonesia harus dikurangi agar perkembangan terorisme di Indonesia bisa dibendung. Dia menginginkan Indonesia tidak terlalu fokus pada pendidikan anak muda dalam sekolah keagamaannya yang sangat kuat.

Pendidikan islam dan sekolah islam ini dikhawatirkan akan menghasilkan kembali tokoh-tokoh jihad seperti Nurdin M. Top,” ujarnya sebagaimana dilansir dari sebuah majalah berita, Rabu (5/8/2015) - pojoksatu.id-

Tak hanya itu, Musdah juga menyarankan kepada pemerintah agar pemerintah mengawasi pertumbuhan sekolah islam seperti sekolah Muhammadiyah atau sekolah berbasis pesantren.

Seharusnya jumlah sekolah islam seperti sekolah-sekolah berbasis kristen yang masih sangat jarang. Hal ini sangat penting untuk generasi Indonesia agar terorisme tak berkembang lagi,” tuturnya.

Pemerintah perlu memiliki sikap objektif dalam menilai posisi Islam itu sendiri, bukan memberikan ruang pertentangan dengan pernyataan tidak beralasan. Jika kita menengok perjuangan para pelopor kemerdekaan beberapa dekade lalu. Menjadikan para tentara Islam itu kuat adalah ajaran Islam yang mereka dapatkan dalam pendidikan Madrasah atau sekolah. Pentingnya keberadaan sekolah Islam ini membuktikan bahwa umat Islam akan senantiasa menjaga ajaran Islam secara utuh dan konseptual, dalam dimensi khas spiritual.

Upaya deradikalisasi terhadap sekolah Islam sebenarnya salah alamat, tudingan sekolah islam sebagai tempat cikal bakal terorisme, sebenarnya tidak berlandaskan sama sekali, karena Islam tidak pernah mengajarkan terorisme, bahkan hal tersebut dilarang di dalam al-qur’an.

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (An- Nahl : 125)

 Pemahaman masyarakat terhadap Islam yang masih sangat minim, menjadi catatan penting. Pemerintah perlu memperhatikan dan memfasilitasi masyarakat, untuk paham Islam secara benar. Meskipun saat ini, justru malah lebih banyak sekolah Islam yang dibangun oleh ormas-ormas Islam, misalnya Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, Nahdlatul Wathan, dan ormas lainnya, namun dengan banyaknya sekolah Islam ini, membuat pihak yang memiliki kepentingan takut dengan upaya radikalisme dalam lingkup sekolah dunia pendidikan saat ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline