Tanaman menjadi pencuci mata bagi aku sebagai perempuan. Di sela waktu senggang mencabut rumput liar yang tumbuh di samping bunga. Mata suka memandang yang cantik. Mata selalu melihat tanaman yang sudah berbunga.
Di depan rumah ada bunga Bougenville mulai berbunga. Warna bermacam-macam ada warna putih, merah, Oren, dan kuning. Senang hati melihat tanaman tumbuh subur dalam pot.
Sehabis beres rumah mulailah memangkas bunga yang tinggi. Merapikan mana yang belum sesuai di hati. Menata bunga yang sejenis agar lebih indah. Ada juga tanaman untuk keperluan dapur seperti daun kunyit, cabe rawit, dan kumis kucing.
Hobi ku menanam semua jenis tanaman yang bermanfaat. Apabila bertamu ke tempat saudara mata ini selalu tertuju ke tanaman. Kalau mau berbagi hatiku sangat senang. Ada bunga yang aneh rasanya ingin memiliki. Kalau yang berbeda aku mau membelinya yang kecil jadilah. Dirawat lama kelamaan akan besar juga.
Hobi memelihara tanaman itu sejak duduk di Sekolah dasar. Di kampung berbagai macam bunga ditanam. Bunga diletakkan di atas atap dapur agar tidak di makan ayam dan itik. Karena mamaku punya ayam dan itik air yang banyak. Bunga di halaman habis di makan ayam.
Jadi diletakkan agak tinggi. Akhirnya bunga tumbuh subur tidka ada yang menganggu. Bunga ku menjadi subur itu sampai aku di SMA. Setelah kuliah semua bunga mati tidak ada yang menyirami. Pulang ke rumah hanya satu kali dalam tiga bulan. Bahkan satu semester tidak pulang. Libur baru pulang ke rumah. Setelah dilihat bungnya tidak terurus lagi.
Adikku juga tidak ada di rumah hanya ada dua adik dan mamaku tinggal di rumah. Mereka tidak suka bunga. Semua sibuk masing-masing. Padahal sudah dititipkan agar menyiram bila musim kemarau.