Tahukah anda bahwa di wilayah Sulawesi ada pulau kecil yang bernama Samalona yang memiliki keindahan tiada tara. Sebagai salah satu tempat wisata menarik di Makassar, obyek ini sering dikunjungi oleh pengunjung terutama yang hobi menyelam maupun snorkeling. Konon kabarnya pulau ini suatu saat menjadi kosong ditinggalkan dan bahkan hilang ditelan lautan. Mengapa hal ini terjadi? Kabar yang saya dengar di sana dari masyarakat setempat dan dari literatur di media internet, walaupun tidak bisa dipercaya begitu saja, tetapi cukup menarik dipahami dua hal besar yang menjadi perdebatan hingga sekarang.
[caption id="attachment_379363" align="aligncenter" width="542" caption="Sumber: Hari Agustian"][/caption]
Pulau ini sangat mudah dicapai. Anda cukup menyeberang dari pantai Losari dengan jarak kurang dari 5 kilometer saja. Mengapa tempat indah ini akan hilang dan terlupakan? Adapun berita yang saya dapatkan adalah:
- Konon dulunya tempat ini adalah tempat pembuangan bagi masyarakat yang sakit kusta. Kabar ini membuat takut para pengunjung, apalagi warga setempat banyak yang pindah ke Makassar maupun tempat lain karena takut. Seharusnya hal ini tidak boleh terjadi jika benar alasannya sebagai tempat pembuangan.
- Luas area yang semakin menyusut dan diperkirakan 5 tahun lagi akan tenggelam. Dulunya tempat ini memiliki luas sekitar 6,7 hektar (berdasarkan "papan selamat datang" di dekat pantai) dan sekarang menciut menjadi 2 hektar saja. Saya membuktikan saat ke sana siang hari dan pulang keesokan harinya, terjadi pasang sejauh 1 meter pada garis pantai. Sepertinya gelombang pasang di kawasan ini cukup tinggi.
Dari kedua hal tersebut, sangat wajar jika pulau yang indah di Makassar diperkirakan akan hilang dan mungkin terlupakan. Karena saya sangat yakin "papan selamat datang" tersebut belum berusia 50 tahun. Bahkan mungkin hanya 10-15 tahun saja umurnya. Sementara, banyak nelayan yang menunjukkan garis pantai 10 tahun yang lalu yang kini telah terendam. Sisa-sisa garis pantai terlihat karena memang air laut di pulau ini super jernih.
Apapun perdebatan tentang pulau dengan pantai alami yang mirip dengan di Bali ini, sebaiknya tidak perlu diperpanjang. Yang penting sekarang adalah memikirkan bagaimana caranya agar tingkat abrasi berkurang. Dan tentu saja bagi saya pribadi adalah, bagaimana caranya agar dapat ke pulau Samalona lagi sebelum tempat istimewa ini benar-benar hilang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H