Tren rumah dengan sistem cluster dalam 10 tahun belakangan ini cukup berkembang pesat. Saya ingat sekali saat saya masih tinggal di Semarang, salah satu perumahan besar di sana menerapkan sistem cluster. Dan tidak banyak yang "berani" membeli rumah di sana awalnya, karena takut dengan "kebebasan antar tetangga" yang terjadi. Saat itu seolah semua pihak menganggap bahwa rumah sistem seperti itu kurang nyaman karena tetangga akan bebas berkeliaran di areal rumah kita.
Saat ini, kondisi berbalik arah. Malah rata-rata rumah mewah model baru menggunakan sistem cluster. Kondisi lingkungan yang dibuat private per kelompok rumah malah menjadi idaman banyak orang. Kondisi ini dinilai nyaman karena setidaknya dengan tetangga sebelah ada interaksi yang tercipta karena tidak ada batasan pagar lagi. Manfaat tinggal di rumah cluster yang cukup banyak dianggap sebuah gaya hidup menengah ke atas yang terbaik dikembangkan di kota besar. Apalagi sistem cluster seperti ini pada umumnya memiliki single gate akses sehingga menjamin keamanan para penghuninya.
Memang sebenarnya sistem ini juga bertujuan mensiasati kondisi lahan yang terbatas, sehingga dengan mengembangkan rumah tanpa pagar pada suatu area terbatas akan terlihat lebih "lega". Tidak adanya pembatas antar rumah menjadikan kondisi rumah terkesan lebih lebar. Jadi sistem ini menguntungkan bukan cuma bagi penghuni saja tetapi juga bagi pengembang perumahan karena dapat berkreasi pada lahan sempit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H