LABUHAN PANDAN, 10 Juli 2023 - Dalam upaya untuk meningkatkan keberlanjutan pertanian serta melestarikan lingkungan, salah satu mahasiswi KKN-PPM UGM di Desa Labuhan Pandan, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, telah berhasil mengembangkan solusi inovatif dalam pengendalian hama pertanian. Nellis Nadinda Putri Renata, mahasiswi Fakultas Biologi UGM angkatan 2020 berhasil mengembangkan program kerja pestisida organik berbahan dasar daun pepaya yang disebut "PESPAYA," sebuah upaya berdampak positif dalam menjaga ekosistem dan kesehatan tanaman.
Program kerja ini dilatar belakangi oleh keluh kesah masyarakat di Desa Labuhan Pandan yang mengeluhkan mahalnya harga pestisida berbahan kimia serta dampak yang dapat membahayakan kesehatan manusia, organisme, bahkan lingkungan. Oleh karena itu, masyarakat meminta untuk diajarkan cara membasmi hama pada tanaman menggunakan bahan-bahan alami yang dapat ditemukan disekitar mereka. Hal ini mendorong Nellis untuk mengembangkan program kerja pembuatan pestisida organik atau pestisida nabati berbahan daun pepaya.
PESPAYA adalah singkatan dari "Pestisida Organik Daun Pepaya" Pestisida ini dihasilkan dari ekstraksi daun pepaya yang telah terbukti memiliki kandungan zat aktif yang efektif dalam mengendalikan hama tanaman. Dalam proses pembuatannya, daun pepaya yang telah dibersihkan dihaluskan menggunakan blender kemudian dicampur dengan minyak tanah serta detergen.
Pada konsentrasi 4% yang dibuat dengan perbandingan 40g daun pepaya + 5 gram detergen + 10 mL minyak tanah kemudian dilarutkan dalam 1 L air, PESPAYA berhasil untuk mengurangi hama kutu putih pada tanaman jambu milik Ibu Ketua KWT Desa Labuhan Pandan, seperti yang dapat dilihat pada gambar berikut:
Menurut Ketua KWT Desa Labuhan Pandan, Ibu Hesti, inovasi PESPAYA merupakan hasil yang efektif bagi para petani untuk mengurangi hama pada tanaman secara mudah dan ekonomis. "Kami merasa perlu untuk mengurangi penggunaan pestisida kimia yang dapat merusak lingkungan dan mengancam kesehatan. Dengan PESPAYA, kami ingin memberikan solusi yang ramah lingkungan dan efektif bagi para petani," ungkap Ibu Hesti.
"Ini adalah langkah positif dalam mengontrol hama tanaman, terutama bagi kami yang kesulitan secara ekonomi dalam membeli pupuk kimia. Pestisida organik seperti PESPAYA tidak hanya bermanfaat bagi petani, tetapi juga bagi lingkungan dan kesehatan" ungkap salah satu peserta yang hadir pada kegiatan sosialisasi PESPAYA.
Dengan inovasi PESPAYA, Desa Labuhan Pandan membuktikan bahwa pertanian berkelanjutan dapat berjalan seiring dengan pelestarian lingkungan. Semangat kolaborasi masyarakat dan mahasiswa dapat memberikan inspirasi pada desa lain untuk mengadopsi solusi serupa guna menjaga keseimbangan ekosistem dan menciptakan masa depan pertanian yang lebih berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H