Lihat ke Halaman Asli

Rahasia Pribadi atau Privasi (Privacy) dalam Ruang Lingkup Kerja, Seberapa Pentingkah ?

Diperbarui: 2 Juli 2018   05:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kerahasiaan Pribadi (Privacy) dalam Ruang Lingkup Kerja , Seberapa Pentingkah?

Kerahasiaan pribadi atau privasi (privacy) adalah suatu kemampuan satu atau sekelompok individu untuk menutup atau melindungi kehidupan dan urusan personalnya dari publik atau untuk mengontrol arus informasi dan interaksi baik secara visual, audial, maupun alfaktori.

Setiap individu maupun suatu kelompok individu pasti memiliki privasi dalam hidupnya yaitu ranah yang tidak boleh diketahui oleh pihak lain kecuali atas dasar kemauan sendiri dan terdapat tujuan tertentu. Contoh privasi mengenai individu yaitu menyangkut hal-hal pribadi seperti kehidupan rumah tangga, urusan dalam keluarga, keuangan dalam rumah tangga, dan masalah pribadi lainnya. 

Sedangkan  privasi dalam kelompok individu seperti keahlian yang diterapkan dalam suatu perusahaan, database market perusahaan, keuangan perusahaan, klien perusahaan, ide perusahaan dan stategi perusahaan.

Privasi menjadi suatu hal yang penting dan bersifat sensitif. Privasi dikatakan penting karena dengan privasi, individu atau suatu kelompok dapat menghargai dan menghormati dalam kehidupan sosial. Privasi menjadi acuan dalam mengatur sesuatu agar mempertimbangkan segala keputusan dengan bijak, menjaga reputasi atau sudut pandang orang lain dalam menilai individu atau suatu kelompok, menjaga batasan tersendiri atau ruang pribadi, menjadi salah satu faktor pembentuk kepercayaan individu atau suatu kelompok, dan sebagai instropeksi diri dari ruang pribadi yang dimiliki. Privasi dikatakan sensitif seperti menyangkut tentang ras, agama, orientasi seksual, atau kesehatan. Melanggar privasi berarti melanggar kode etik yang semestinya. Menyimpang dari batas-batas yang telah ada akan memicu suatu masalah.

Menghargai privasi sama halnya bersikap toleransi terhadap orang lain. Salah satu contoh menghargai privasi yaitu memahami etika  dalam menanyakan sesuatu.  Tanpa disadari, terkadang sikap berlebihan dalam mencari tahu pribadi orang lain atau suatu kelompok dapat melanggar privasi orang atau kelompok tersebut. Misalnya pertanyaan; "Ada masalah apa dengan istri atau suamimu? Berapa penghasilanmu dalam sebulan? Apa saja tunjangan yang kamu terima di perusahaanmu? Apa strategi tertentu yang dilakukan perusaahan X dalam menjual produk-produknya ? Apa saja ide selanjutnya yang akan diterapkan perusahaan X dalam meningkatkan usahanya?" dll. Memang terdengar sepele namun bagi orang-orang tertentu dapat membuatnya merasa tidak nyaman bahkan dapat melukai perasaannya. Berbicaralah dengan sopan dan ajukan pertanyaan yang wajar dalam berkomunikasi.

Begitu pula halnya dengan menempatkan privasi, sebaiknya kita tidak membawa urusan pribadi dalam ruang lingkup kerja dan menjaga rahasia pribadi agar tidak mudah diakses oleh orang lain tanpa izin. 

Misalnya dengan menyimpan password file dengan teliti, menghindari mengirim pesan pribadi menggunakan email kantor, dan mematikan komputer sebelum pulang, tidak membawa perkara rumah tangga dalam ruang lingkup kerja, tidak menceritakan masalah keuangan rumah tangga di kantor, tidak mempublikasikan seluruh harta kekayaan di tempat kerja, dll.  Kita harus memahami penggunaan batas ruang dan waktu. Jangan sampai kita justru membuat hal yang dapat merugikan diri sendiri dan oranglain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline