Lihat ke Halaman Asli

Sid noise

Jangan Mau di Bungkam

Kajian Majapahit Anti Mainstream

Diperbarui: 8 Agustus 2020   15:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Mungkin atas dasar nasionalisme kita hanya mencari informasi tentang kemegahan, kegemilangan moyang kita di masa lalu. Kita jarang mau tahu bahwa nenek moyang kita di masa lalu banyak melakukan kesalahan yang dimana jika kita ketahui bisa di jadikan pemicu di masa sekarang untuk lebih baik lagi.

Mengkaji masa lalu dengan perspektif yang majemuk dan tanpa tendensi mengarahkan kita pada pemahaman yang lebih baik.

Beberapa tahun lalu ketika saya masih terlalu berani terlalu berapi - api kajian seperti ini sering saya bahas bersama para guru sejarah, mahasiswa, sampai tokoh budaya dan spiritualis kejawen dan sebagai nya.

Sekarang saya tidak terlalu berani berbicara di depan orang secara langsung karena pernah ada beberapa orang yang merasa jijik dan terhina ketika mendengar kajian ini, karena yang mereka pelajari di buku - buku sejarah dan cerita para pendahulu tidak sama dengan apa yang akan saya tulis ini.

Saya mulai dengan lokasi majapahit.

Masyarakat indonesia di masa lampau adalah masyarakat yang paling miskin catatan / susah untuk menulis. Di zaman hindu hudha tulisan itu di anggap sesuatu yang sangat suci sehingga hanya kalangan dan orang tertentu yang bisa menulis dan membaca. Meskipun ada budayawan yang mengatakan,

"Nenek moyang kita itu tidak bodoh, tulisan di batu, lontar dan sebagai nya saja banyak sekali apalagi menulis di kertas, pasti ada sesuatu di balik ini semua bisa saja peninggalan nenek moyang kita di sembunyikan dan di hilangkan oleh bangsa lain"

Saya tidak menepis pernyataan itu, boleh juga jadi kajian konspirasi.

Saking minim nya catatan sampai sekarang lokasi majapahit persis kita belum tahu. Memang ada situa yang namanya trowulan berdasarkan catatan orang sebrang / orang luar yang menyatakan itu memang majapahit.

Benarkah ? Ya mungkin saja.

Tapi kita bandingkan dengan catatan Ma Huan, dia ini adalah anak buah Ceng Hon penulis atau sekretaris dia datang ke indonesia tahun 1400 an dan ketika mau ke majapahit dia jadikan pelabuhan tuban sebagai patokan. Dalam catatan nya dia mengatakan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline