Charles William Morris (1901--1979) adalah seorang filsuf dan ahli semiotika Amerika yang terkenal karena kontribusinya terhadap pengembangan teori tanda (semiotika). Ia lahir pada tanggal 23 Mei 1901 di Denver, Colorado, dan belajar di Universitas Chicago, di mana ia kemudian menerima gelar Ph.D. Diperoleh. Menerbitkan makalah tentang estetika pada tahun 1925.
Morris dianggap sebagai tokoh penting dalam tradisi pragmatis Amerika, pengikut aliran pemikiran yang dikembangkan oleh Charles Sanders Peirce, William James, dan George Herbert Mead. Morris berjasa mengembangkan semiotika ke dalam disiplin akademisnya sendiri.
Literatur tentang semiotika karya Charles William Morris Klasifikasi semiotika Charles Morris semiotika 3 Terbagi menjadi dua aspek utama: - Sintaks: Deskripsi Kajian hubungan formal antara karakter itu sendiri, termasuk aturan logis dan tata bahasa yang mengatur penggunaannya. Semantik: Ilmu yang mempelajari hubungan antara simbol dan objek yang dirujuknya. Hubungan ini diatur oleh aturan semantik.
Pragmatika: Studi tentang hubungan antara simbol dan penafsirnya Ini memperhitungkan beragamnya penggunaan simbol dalam proses komunikasi konkrit.
Definisi Semiotika Menurut Charles Morris, semiotika adalah ilmu yang mempelajari tanda-tanda sebagai respons suatu organisme terhadap rangsangan (ilmu tentang perilaku) Ini adalah ilmu tentang Artinya subjek penelitian semiotika adalah sikap tanda-tanda yang dapat dipahami dan diamati. Tujuan Penggunaan Bahasa Morris juga membedakan empat tujuan penggunaan bahasa dalam semantik.
Dengan kata lain: Arti harfiah dari huruf dan kalimat. Hubungan antara karakter dan objek yang dirujuknya. Bentuk penggunaan bahasa tertentu. Analisis penggunaan tanda dan pengaruh penggunaannya terhadap perilaku penafsir tanda. Aplikasi Model semiotika Charles Morris sering digunakan untuk menganalisis komunikasi teknis seperti teks berita, brosur, dan iklan.
Misalnya penelitian tentang profesionalisme dalam jurnalisme yang menggunakan teori deontologis yang menyatakan bahwa jurnalis menggunakan bahasa untuk menipu pembaca dan melayani kepentingan pemiliknya baik di bidang ekonomi maupun politik. Literatur tentang semiotika oleh Charles William Morris menekankan pentingnya membagi semiotika menjadi sintaksis, semantik, dan pragmatik.
Menurut Charles William Morris, semiotika adalah studi tentang tanda-tanda dan fungsinya dalam proses komunikasi. Morris membagi semiotika menjadi tiga bidang utama, yaitu:Sintaks: Ia tidak memperhatikan makna simbol-simbol, namun berfokus pada hubungan formal di antara simbol-simbol tersebut. Sintaks mempelajari struktur karakter dan aturan penggabungannya. Semantik: Memeriksa hubungan antara karakter dan objek atau makna yang dirujuknya.
Semantik berkaitan dengan bagaimana simbol merujuk pada sesuatu dan bagaimana simbol memperoleh makna. Pragmatik: Mempertimbangkan hubungan antara tanda dan pengguna atau penafsirnya. Pragmatik berkaitan dengan pengaruh simbol terhadap perilaku manusia dan bagaimana konteks dan situasi mempengaruhi makna simbol. Teori Morris membantu kita memahami bagaimana simbol berfungsi tidak hanya sebagai representasi sesuatu, namun juga sebagai alat untuk menyampaikan makna dalam konteks sosial
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H