Lihat ke Halaman Asli

Manfaatkan Ruang Terbuka Publik untuk Eksplorasi Gerak Tari

Diperbarui: 28 September 2023   22:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menari di Pedestrian Banjir Kanal Timur (sumber: Lanjari, Agustus 2023) 

Kampung kota, yang merupakan ciri dari permukiman padat penduduk dengan tingkat ekonomi kelas menengah kebawah, memiliki beberapa persamaan strata sosial yang dapat menciptakan rasa kebersamaan dan kekeluargaan yang kuat. Persamaan sosial dan budaya ini tidak dapat dipisahkan, sehingga kampung dan penduduknya seakan menjadi satu kesatuan. Pemerintah Kota Semarang telah menyediakan beberapa ruang publik untuk warganya untuk bersantai dan belajar. Ruang publik, seperti taman, diharapkan dapat dioptimalkan untuk menghasilkan manfaat maksimal.

Meskipun Kota Semarang memiliki sepuluh ruang publik mainstream yang selalu digunakan oleh pengunjung, masih banyak ruang publik yang digunakan untuk berbaur dengan orang lain. Dalam hal ini, ruang publik dimaksudkan sebagai ruang publik yang mudah diakses oleh semua orang dan digunakan untuk bermain, bersantai, berekreasi, dan belajar. Ruang publik ini tidak hanya terdiri dari taman kota atau pedestrian, tetapi dapat pula tempat untuk aktivitas belanja, ibadah, atau olahraga.

Melalui program pengabdian kepada masyarakat, tim pengabdi dari Universitas Negeri Semarang mengajak sanggar-sanggar tari Kota Semarang untuk memanfaatkan ruang terbuka publik untuk berlatih tari sekaligus menyediakan wahana pengunjung untuk ikut meramaikan ruang tersebut. Kegiatan ini terbagi menjadi 2 tahap, yaitu tahap pertama berlokasi di sekitar jembatan Banjir Kanal Timur dan tahap kedua berada di Taman Sampangan.

Pada tahap 1, diikuti oleh 15 peserta yang berasal dari komunitas dan 5 siswa perwakilan Sanggar Tari Kusuma Wiratama. Acara dimulai pada pukul 07.00 WIB, karena panas matahari tidak begitu menyengat, dan banyak pengunjung yang berada di tempat tersebut. Peserta mengeksplorasi gerak tari Banyumasan, sehingga memberikan kesan lain yang biasanya pengunjung yang merupakan warga Semarang akrab dengan bunyi iringan tari Semarang maupun tari Surakarta.

Banjir Kanal Timur Semarang merupakan sebuah jembatan sungai, setiap tepinya dibangun pedestrian yang dapat digunakan masyarakat menikmati suasana tepi sungai. Banjir Kanal Timur tampak ramai ketika sore hari dan ketika hari Minggu pagi acapkali digunakan masyarakat untuk jalan-jalan. Titik tersebut khusus untuk hari minggu pagi sebagai jalur car free day, tempat banyak orang berjualan sepanjang jalan Kokrosono Kota Semarang.

Suasana meriah menimbulkan perhatian pengunjung di tengah lalu lalang kendaraan bermotor. Beberapa pejalan kaki berhenti sejenak untuk menikmati tontonan, pun dengan sigap mengabadikan momen dengan menggunakan gawainya.   

Tahap kedua dilaksanakan pada awal September 2023 di Taman Sampangan. Pengunjung tidak kalah meriah, banyak anak kecil menonton sambil ikut menggerakkan tubuh mengikuti irama musik. Ada penambahan jumlah yang semula 15 menjadi 25 peserta. Eksplorasi gerak tari yang dibawakan peserta adalah tari melayu, gerakan tarinya mudah sehingga dapat diikuti anak-anak. Para orangtua mengabadikan tingkah lucu anaknya untuk mengisi konten sosial media. 

Kegiatan berlangsung tepat satu jam, berhasil memberikan kesan kepada khalayak pengunjung taman. Hal tersebut membuktikan bahwa ruang terbuka publik dapat menjadi ruang interaksi antar warga serta dapat dijadikan wahana mendekatkan kesenian tradisional kepada masyarakat  




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline