Bisakah kebiasaan menghasilkan respon?
Jawabannya iya.
Seperti teori Pavlov yaitu teori asosiasi. Dengan kata lain, semua perilaku organisme tidak lain adalah hasil dari pengkondisian. Ini adalah hasil dari praktik dan kebiasaan yang merespons kondisi dan rangsangan tertentu yang dialami dalam hidup. Menurut Pavlov, perilaku suatu organisme dapat dibentuk dengan memodulasi dan memanipulasi lingkungannya.
Untuk menguji teorinya, Pavlov melakukan eksperimen dengan air liur anjing. Anjing secara otomatis mengeluarkan air liur (UCR) ketika mereka diberi makanan (UCS). Jika anjing membunyikan bel, ia tidak akan merespon atau mengeluarkan air liur. Oleh karena itu, dalam percobaan ini, anjing pertama kali diberi makan bel (CS) dan kemudian makanan terlebih dahulu (UCS). Setelah mengulangi perawatan ini, ketika mendengar suara bel tanpa makan (CS), anjing merespons secara mandiri dan mengeluarkan air liur dari mulutnya (CR).
Selain itu ada penerapan teori asosiatif dalam pembelajaran
1. Guru menyusun materi dalam bentuk yang sudah jadi agar tujuan pembelajaran yang harus dikuasai siswa tersampaikan secara utuh oleh guru.
2. Guru memberikan instruksi singkat diikuti dengan contoh (baik sendiri atau dalam simulasi) daripada memberikan banyak ceramah.
3. Materi pembelajaran disusun secara hierarkis dari yang sederhana hingga yang kompleks
4. Pembelajaran berorientasi hasil yang dapat diukur dan diamati
5. Kesalahan harus segera diperbaiki
6. Pengulangan dan latihan digunakan untuk membuat perilaku yang diinginkan menjadi kebiasaan
7. Rating atau Peringkat Berdasarkan Perilaku yang Dapat Diobservasi.