Sore itu, ketika sinar matahari masih terang dan tidak ada tanda-tanda akan hujan aku bersama temanku, sebut saja namanya Marlena ingin sekali berbuka puasa diluar.
Maklum saja, kami ini anak rantau, hampir setiap hari makan nasi bungkus atau masak mie instant saja. Maka dari itu, terbesit ide untuk mengajak lena makan di salah satu rumah makan cukup terkenal dan ramai pengunjung, setelah bersiap-siap kami pun pergi dengan mengendarai sepeda motor.
Kami mengelilingi kota sembari melihat-lihat menu takjil untuk di makan saat berbuka nanti, saat Ramadan seperti ini banyak sekali pedagang kue dadakan di pinggir jalan raya yang kadangkala membuat macet tapi yaaa namanya juga hanya di bulan Ramadan, tidak apa lah ya hehehe. Kami memilih untuk membeli beberapa lumpia dan wadai talam (makanan khas) yang rasanya enak banget.
Saat kami berjalan menuju rumah makan, tiba-tiba saja awan hitam mendekat dan angin berhembus dengan kencang sehingga kami sangat yakin akan turun hujan. Untung saja ada Jas Hujan di motorku lalu kami berhenti sebentar dipinggir jalan dan mengenakan jas hujan.
Lena agak laju mengendarai motornya tapi kami sadar bahwa jarak rumah makan masih jauh dan hujan makin deras dan pada akhirnya kami sepakat untuk berteduh di salah satu masjid yang bernama Masjid Al- Ma'Ruf. Masjidnya lumayan besar dan kubahnya berwarna emas, sangat bagus sekali. Untung saja ada masjid terdekat kalau tidak, entah apa jadinya kami basah kuyup kehujanan di jalan.
Ternyata, di masjid tersebut sedang persiapan untuk berbuka puasa bersama, banyak sekali orang-orang yang telah duduk tepat didepan menu takjil mereka masing-masing. Pada saat itu, kami pun ditawari untuk buka puasa saja di masjid tersebut karena melihat kondisi masih hujan dan beberapa menit lagi akan tiba waktu berbuka puasa.
Wah... lumayan ini, buka puasa gratis buat anak kos hehehh tetapi aku senang bukan karena makanan gratis saja ya tapi entah kenapa aku ingin sekali ya buka puasa bersama disana karena baru pertama kalinya dan juga aku mendapat teman ngobrol baru tetapi tak disangka, hujan pun reda dan aku kembali tidak konsisten. Aku mengajak lena untuk berbuka diluar saja, karena sudah reda juga.
Melihat ajakan dariku, akhirnya lena ikut saja dan kami pun segera jalan menuju rumah makan. Beberapa menit masih aman, tapi entah kenapa tiba-tiba saja duarrrrr... suara petir dan hujan turun lagi dengan lebatnya membuat kami basah tanpa sempat membuka jas hujan. Akhirnya kami pun memutuskan untuk pulang saja dan perlu kalian tahu bahwa hujannya berlangsung cukup lama hingga selesai waktu Shalat Maghrib.
Kami pun belum makan saat buka puasa karena menunggu hujan reda, kami sadar harusnya tadi ikuti saja kata hati untuk bertahan dan berbuka puasa bersama di masjid Al-Ma'ruf, kalau saja bisa memutar ulang waktu mungkin saja kami tidak kehujanan seperti ini. Dan pada akhirnya kami tidak jadi makan di rumah makan tersebut, karena banjir dan kami pun hanya memasak mie saja dulu untuk mengganjal perut hehehe.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H