Makanan pokok masyarakat Jogja lokal tepatnya Gunung Kidul adalah gatot dan tiwul, kedua olahan itu dijadikan makanan pengganti nasi yang disantap bersama dengan sayuran dan aneka lauk pauk. Seiring berkembangnya zaman, gatot dan tiwul kini menjadi makanan tradisional khas Jogja yang legendaris.
Tapi sebenernya apa sih gatot dan tiwul itu? Terbuat dari apa dan bagaimana cara pembuatannya. Buat kamu yang penasaran sama cerita dibalik hidangan khas Jogja ini, yuk simak pembahasan artikel ini sampai akhir!
Cerita Dibalik Jajanan Gatot dan Tiwul
Kabupaten Gunung Kidul dikenal dengan keindahan alamnya yang diabadikan menjadi wisata-wisata yang popular di kalangan wisatawan. Selain dikenal memiliki wisata yang indah dan alami, Gunung Kidul juga menyimpan kelezatan dari beragam makanan khas Yogyakarta yang legendaris.
Hidangan popular yang hingga kini menjadi daya tarik wilayah Gunung Kidul adalah gatot. Olahan berbahan singkong yang di fermentasi dengan cara dijemur sampai kering. Kemudian direndam selama semalam. Proses pemasakan gatot adalah dikukus dan disajikan dengan taburan kelapa parut yang dicampur sedikit garam, dan gula.
Sajian gatot memiliki rasa yang unik dan khas, dan jika dicium baunya akan mirip dengan gaplek. Punya cita rasa yang senderung agak asin dan manis, dan teksturnya yang lembut, kenyal dan mudah dikunyah. Hidangan tradisional ini katanya punya manfaat yang baik bagi tubuh, salah satu khasiatnya yaitu untuk memperlancar pencernaan. Dengan mengkonsumsi gatot, maka rasanya seperti sedang mengkonsumsi nasi, soalnya gatot bisa membuat kenyang seperti halnya nasi.
Makanan tradisional ini bisa dikonsumsi anak-anak maupun orang dewasa, karena proses pembuatannya yang nggak pakai bahan kimia ataupun bahan pengawet. Di Jogja, kamu bisa temuin jajanan khas ini di mana aja, bahkan kini gatot menjadi salah satu oleh-oleh khas Jogja yang paling diburu.
Bukan cuma gatot, Gunung Kidul juga punya hidangan legendaris yang kini jadi daya tariknya, yakni tiwul. Olahan dari tepung gaplek atau singkong kering yang digunakan juga sebagai pengganti nasi oleh masyarakat sekitar. Tiwul punya rasa yang agak manis dan aromanya sama seperti gaplek alami, perpaduan rasa dan aroma ini membuat tiwul punya rasa yang cukup khas dan unik.
Berbeda dengan gatot, tiwul dalam cara pengolahannya tidak difermentasi dulu. Tektsurnya juga nggak selembut gatot, justru agak kasar. Di sebut-sebut juga kalau tiwul ini punya khasiat yang cocok banget buat mendukung program diet, soalnya tiwul punya kandungan kalori yang lebih rendah dari nasi.
Nggak beda dari gatot, tiwul kini pun masih sering dicari para wisatawan lokal maupun luar negeri. Mereka berbondong-bondong ingin mencicipi makanan khas Yogyakarta yang legendaris ini. Dan kini keduanya bisa dengan mudah di temukan di seluruh area Jogja, apalagi di wilayah Gunung Kidul. Gatot dan Tiwul juga jadi salah satu makanan yang bisa jadi oleh-oleh khas jogja yang paling pas.
Nah, itu dia Sobat! Cerita singkat dibalik kuliner khas Jogja, yakni gatot dan tiwul. Keduanya dulunya adalah makanan yang biasa dan bahkan setiap hari dikonsumsi oleh masyarakat sekitar, tapi hingga kini gatot dan tiwul juga masih dikonsumsi. Dan menariknya lagi sampai menjadi makanan oleh-oleh khas yang bisa kamu bawa pulang dan menikmatinya bersama keluarga di rumah. Buat dapetin informasi menarik, unik, dan terupdate seputar kuliner khas Jogja seperti gatot dan tiwul, nggak perlu langsung ke kota Jogjanya. Salah satunya bisa dengan cek Podjok Jogja atau media lain yang menyediakan informasi seputar Jogja. Jangan lupa stay tune terus di artikel-artikel menarik lainnya ya!