Lihat ke Halaman Asli

Nila Fauziyah

Freelancer

Bisnis Hancur karena Pandemi, Bangkit Kembali Secara Online

Diperbarui: 4 Juli 2022   19:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi by Pixabay

Jujur saja, sejak adanya pandemik covid-19, perekonomian negara benar-benar dibuat kocar-kacir. UMKM pun banyak yang ambruk, kacau balau, karena pembatasan dari pemerintah dan orang-orang yang ketakukan untuk keluar rumah. Saat itu adalah momen terberat bagi para pengusaha, termasuk saya. Pengusaha buket bunga yang seringnya mengandalkan momentum wisuda sekolah/universitas, dalam sekejap harus kehilangan pegawai karena pemasukan yang minus. Memang, sih, kerugian usaha buket tersebut tidak seberapa dibandingkan kerugian para pengusaha yang bisnisnya mencapai miliaran bahkan triliunan, tapi tetap saja saya benar-benar terpuruk saat itu.

Segala yang buruk tidak boleh berlarut-larut.

Pada saat yang sama, akibat dibatasinya aktivitas di luar ruangan, masyarakat mulai beralih ke online. Ya! Apa-apa online, sekolah online jarak jauh, belanja online lewat aplikasi, mengurus keperluan ini-itu atau pekerjaan kantor dilakukan lewat zoom meeting. Seolah-olah semua orang dari segala usia dipaksa untuk pintar menggunakan internet. Bahkan ibu-ibu usia 50 tahunan yang awalnya gaptek pun mau tidak mau harus kembali "belajar" internet agar bisa beradaptasi. Sehingga selama 3-4 tahun terakhir ini sangat terasa perubahan yang terjadi di antara masyarakat, khususnya dalam segi penggunaan internet.

Saya pun tidak luput dari perubahan itu. Agar usaha buket bangkit kembali, saya juga harus bisa beradaptasi dengan pola pikir masyarakat yang sekarang. Jika mereka mulai mengandalkan internet, maka saya harus berupaya lebih banyak berada di media sosial. Melakukan promosi di akun-akun seperti IG, FB, bahkan Tik T*k yang kata orang "alay" sekalipun, kenyataannya telah menjadi salah satu aplikasi yang bisa menghasilkan cuan.

Tik Tok @nousbouquet

Saya mencoba aktif di sana. Tentu saja, dengan seringnya saya mengakses media sosial, kebutuhan internet semakin bertambah. Bayangkan, dalam satu minggu harus mengupload setidaknya 2-3 video Tik T*k atau reels IG. Itu pun belum foto-foto untuk feed, atau foto-foto yang saya share di FB dan aplikasi belanja online. Pastinya membutuhkan kuota internet yang sangat besar. Ditambah saya harus selalu on internet 24 jam untuk melayani chat customer. Bisa dipastikan, saya butuh kuota internet yang tidak hanya ramah di kantong pengusaha kecil, melainkan juga bagus jaringannya sehingga manfaat internet bisa lebih terasa.

Oleh karena itu, IndiHome pilihan terbaik. Layanan digital yang dikelola oleh Telkom Indonesia ini memiliki fasilitas lengkap:

  • Akses internet cepat (hingga 300 mbps);
  • Telepon rumah (bebas telepon hingga 1.000 menit);
  • TV Interaktif (memiliki berbagai fitur unggulan, seperti Playback, Pause, Rewind, TV Stronge,TV on Demand, Video on Demand, Karaoke, dan UseeTV GO).

Proses pemasangannya pun cepat dengan biaya yang sangat terjangkau untuk kelas UMKM. Sehingga tidak salah kalau IndiHome dijuluki sebagai internetnya Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline