Lihat ke Halaman Asli

Nela Dusan

Praktisi KFLS dan Founder/Owner Katering Keto

Corona Virus, Vaksin, dan Autophagy

Diperbarui: 17 Maret 2020   22:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

photo: pinterest/DancnBird26Sng

Kapankah epidemi Covid19 ini berakhir, seperti apa kira-kira wajah Indonesia dan dunia setelah demam Covid19 ini berakhir. Apakah iya tidak ada obat yang mampu menangkal dan mengobati pasien yang terjangkit virus corona ini?

Pertanyaan-pertanyaan lainnya berkecamuk di kepala saya. Siapa yang tidak kuatir melihat dan mengikuti berita seputar Corona virus. Orang-orang terkenal pun ada yang terjangkit. Sulit membaca ke arah mana dan segmen masyarakat mana saja yang bisa terpapar.

Saya melihat sebuah video tentang cara penyebaran virus corona di antara orang-orang di rumah sakit. Semudah itu dan secepat itu.

Seperti apa wajah Indonesia? Entah lah, yang pasti banyak industri yang terdampak, baik langsung maupun tidak langsung. Industri pariwisata, perhotelan, maskapai penerbangan (KLM akan mengurangi kapasitasnya sampai 25% dan dampaknya akan memPHK 1.500-2.000 stafnya.). 

Barangkali tinggal tunggu waktu perusahaan yang industrinya terdampak langsung oleh epidemi Corona virus ini juga akan mengambil langkah yang sama. Semakin suram ya rasanya masa depan dunia.

Dengan globalisasi maka sulit mencegah terjadinya penyebaran suatu virus secara mendunia. Melalui jalur darat, laut dan udara jutaan orang berpindah dari satu kota ke kota lain, dari negara ke negara, semudah itu. Globalisasi dipuja, globalisasi pula disesali (adakah yang menyesali?).

Dunia sudah kadung dipenuhi ilmuwan dengan segala temuan, baik yang bermanfaat ataupun tidak bermanfaat bahkan cenderung merusak. Akan tetapi, kita tidak mungkin membuat dunia steril agar kita bisa hidup aman di dalamnya. 

Faktanya adalah kita harus tetap hidup di dunia yang jauh dari ideal, tetap sehat dan bugar agar dapat bertahan. Saya yakin hampir semua teman pernah mendengar "what doesn't kill you, makes you stronger", artinya apapun yang tidak berhasil membunuh kita, akan membuat kita lebih kuat lagi.

Virus ada dimana-mana, kalaupun tidak dari Covid19, masih ada belasan atau bahkan ratusan virus di luar sana yang dapat saja mengancam kesehatan hewan, tumbuhan dan manusia. 

Saya bukan ilmuwan yang mampu mencari tahu cara membuat vaksin yang merupakan hegemoni negara-negara maju tertentu. Jika saja tubuh manusia sedemikian rentannya, seharusnya manusia sudah lama punah sebelum pabrik obat kimia farmasi yang pertama berdiri, bahkan sebelum adanya profesi dokter. 

Nyatanya nenek dan kakek moyang kita survived hingga kita semua masih exist di dunia hingga hari ini. Kini kembali menggaung issue wabah penyakit yang mengancam ribuan jiwa manusia dan kita hanya dianjurkan untuk cuci tangah, menjaga pola makan, menghindari keramaian, dan lain sebagainya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline