Jumlah kendaran di Indonesia pada 2018 meningkat sebesar 21,17%, menyebabkan kenaikan konsumsi bahan bakar minyak sebesar 75 juta kilo liter, khususnya bahan bakar non solar. Bahan bakar tersebut, merupakan bahan bakar fosil yang tidak terbarukan, dan kian menitip cadangannya. Selain itu, pemakaian bahan bakar tersebut menghasilkan polusi yang sangat tidak ramah terhadap lingkungan.
Oleh karena itu, tiga mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya yang terdiri dari Nela Abidatul Khoiriyah, Miftahul Jannah dan Achmad Rosul Arif dibawah bimbingan bapak Abdul Aziz Jaziri S.Pi, M.Sc melakukan inovasi pembuatan bioethanol dari limbah rumput laut Gracilaria sp. yaitu dengan nama GRACIFUEL (GRACILARIA BIOFUEL) sebagai bioethanol yang ramah lingkungan dan terbarukan.
Gracilaria sp merupakan salah satu jenis rumput laut sebagai bahan baku produksi agar-agar. Hasil pengolahan agar-agar dapat membuang limbah dan mencemari lingkungan. Untuk itu, jika hal ini dibiarkan begitu saja akan merusak keamanan dan kenyamanan lingkungan hidup. Alternatifnya, limbah agar-agar Gracilaria sp. diubah menjadi produk yang memiliki nilai tambah, dalam hal ini bioethanol. Produksi bioetanol dari limbah agar-agar sangat diharapkan untuk meningkatkan pasokan bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar fosil.
Proses produksi bioetanol dari limbah agar-agar diantaranya adalah menepungkan limbah agar gracilaria sp. Kemudian dilakukan sakarifikasi menggunakan H2SO4 dengan perlakuan konsentrasi 0%, 0.75%, 1,5% dan 2,25%. Selanjutnya diautoklaf selama 15 menit. Setelah dingin suhu ruang tambahkan pupuk NKP 0,04% dan ZA 0,15% kemudian atur pHNya kurang lebih 5. lalu panaskan dalam waterbath selama 5 menit dengan suhu 80 C setelah itu angkat dan didinginkan. tahap selanjutnya yaitu fermentasi sebelum dimulai tambahkan saccaromyces cereviceae yang telah diremajakan dalam media Potato dextrose broth sebanyak 10% dalam media fermentasi. Kemudian lakukan fermentasi selama 7 hari. Hasil dari fermentasi kemudian dilakukan evaporasi. Dan diperoleh bioethanol dari limbah agar gracilaria sp.
Hasil temuan inovator muda FPIK UB menunjukkan bahwa hasil proximat dari penepungan limbah agar gracilaria sp yakni karbohidrat 74,82%, protein 0,18%, lemak 0,04%, air 9,74%, dan abu 15,22%. Sedangkan gula total dari konsentrasi 0% = 6,30; 0,75% = 7,14 1,5%= 7,75 ; 2,25%= 7,99 sedangkan gula pereduksi dari konsentrasi 0% = 0,211; 0,75%= 1,947; 1,5%= 3,737; 2,25%= 4,474
Dengan adanya inovasi ini, dapat memberikan kontribusi terhadap kebutuhan bahan bakar non-solar di Indonesia, meningkatkan nilai tambah dan juga dapat meminimalisir pencemaran lingkungan.
IG: gracifuel
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H