Lihat ke Halaman Asli

ilwan Nehe

Penulis

Kebangkitan Nasional dan Mimpi Besar Reformasi

Diperbarui: 20 Mei 2020   10:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

FOto: Dok. Pribadi

Setiap tanggal 20 Mei menjadi perayaan untuk memperingati sejarah Kebangkitan Nasional. Momentum ini pertama kali digelar pada 20 Mei 1948 di Istana Kepresidenan, Yogyakarta. Pada saat itu Presiden Soekarno bicara tentang Kebangkitan Nasional dan pengaruhnya dalam menyongsong kemerdekaan bangsa Indonesia.

Bukanlah sesuatu yang mudah untuk menyatukan visi dan tujuan dari banyak latar belakang pemikiran dalam membangun sebuah kebangkitan nasional. Kebangkitan nasional merupakan masa bangkitnya semangat kebangsaan, persatuan, kesatuan, dan kesadaran diri untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari tangan penjajah.

Cikal bakal lahirnya kebangkitan nasional ini ditandai oleh lahirnya organisasi Boedi Utomo. Boedi Utomo merupakan organisasi yang bergerak dalam bidang sosial, ekonomi, pendidikan dan kebudayan yang berdiri pada tahun 1908.

Pasca kondisi politik yang semakin massif pada saat itu sehingga berdirilah organsisasi lainnya seperti Indische Partij, Syarikat Islam, Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, dan lainnya. Meskipun memiliki latar belakang atau konsep yang berbeda namun tujuannya sama, yaitu semangat untuk melawan penjajah.

Secara khusus momentum kebangkitan nasional, adalah salah satu momentum krusial yang pernah dihadapi Indonesia. Itu adalah masa yang bisa dikatakan sebagai sebuah lompatan besar dari konsep kedaerahan, kesukuan, dan sikap serta perilaku tradisional menuju langkah yang jelas untuk membentuk sebuah bangsa.

Perlunya menata diri untuk berserikat secara modern, membangun kekuatan dari susunan orang-orang yang plural, belajar menyelesaikan masalah dengan keputusan dan implementasi kolektif. Mengubah dari perjuangan yang spontan menjadi perjuangan yang sistematis, terencana dan sebagainya.

Perkembangan Nasionalisme Di Indonesia

Sebelum mencapai kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, Indonesia telah dijajah oleh kolonialisme - imperialisme Barat sejak abad ke-17. Penjajahan yang berlangsung selama 3 abad tersebut, melahirkan kesadaran Indonesia sebagai sebuah bangsa sejak abad ke-20. Kesadaran tersebut mulai mucul akibat adanya sistem pendidikan yang dikembangkan oleh pemerintah kolonial.

Melalui pendidikan tersebutlah muncul kelompok intelektual yang menjadi penggerak nasionalisme Indonesia. Meskipun semangat yang cukup jauh ditempuh oleh para pendahulunya gagal untuk mencapai tujuan kemerdekaan, maka ditangan para kelompok intelektual inilah memasuki babak baru dalam membebaskan diri dari kolonial dan imperialisme.

Tentu bukan hal yang mudah untuk memulai gerakan ini. Munculnya kaum intelektual untuk memulai pergerakan Indonesia juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lain yang menyebabkan lahirnya nasionalme Indonesia. Yaitu faktor internal dan eksternal.

Ada empat faktor internal yang memengaruhi lahirnya nasionalisme di Indonesia. Pertama, kejayaan bangsa Indonesia pada masa lalu, ketika kejayaan kerajaan-kerajaan maritim di kawasan Indonesia. Kejayaan Sriwijaya yang menjadi kerajaan maritim pertama di Indonesia serta diikuti oleh kejayaan Kerajaan Majapahit sebagai kerajaan yang memersatukan Nusantara, mendorong untuk lepas dari belenggu penjajahan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline