Faldo Maldini adalah seorang Juru Bicara BPN (Badan Pemenangan Nasional) Prabowo-Sandi. Pria kelahiran Padang, 9 Juli 1990 ini memiliki pengalaman organisasi dan segudang prestasi. Seperti menjadi Ketua BEM UI, Wasekjen PAN, dan penggagas pulangkampuang.com. Saat masa kampanye Pilpres 2019, ia merupakan sosok yang acap kali berseberangan pendapat dengan para pendukung Paslon 01 Jokowi-Ma'ruf. Ia bahkan pernah perang Twitter dengan Addie MS di bulan Februari lalu.
Tapi kini pemilu telah usai. KPU pun telah mengumumkan bahwa kontestasi Pilpres 2019 dimenangkan oleh Paslon 01. Tentu saja, pihak 02 tidak terima dengan hasil tersebut karena mereka meyakini bahwa pihak Paslon Jokowi-Ma'ruf telah melakukan kecurangan terstruktur, sistematis, dan massif di Pemilu 2019. Oleh karena itu, Sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) pun bergulir.
Anehnya, tak ada kritikan serta argumen terhadap kemenangan pihak 01 dari Faldo Maldini. Hal yang terjadi justru sebaliknya. Lewat Akun YouTube pribadinya, Faldo Maldini membeberkan sederet alasan kenapa Prabowo tidak bisa menang Pemilu di MK.
Di antaranya, secara legal formal dan kuantitatif, Paslon 02 telah ketinggalan 17 juta suara dari Paslon 01. Sehingga, untuk membuktikan bahwa ketertinggalan suara itu merupakan hasil kecurangan, maka tim 02 harus memberikan bukti setidaknya 50 persen lebih dari ketertinggalan suara. Artinya, setidaknya kubu 02 harus menunjukkan bahwa 9 juta suara Jokowi-Ma'ruf adalah buah dari kecurangan.
Pria yang pernah didaulat sebagai Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia United Kingdom (PPI UK) ini memaparkan lebih lanjut argumen-argumen yang logis akan ketidakmungkinan Prabowo memenangkan sidang PHPU seperti ada 200 ribu TPS yang harus dimenangkan, dan untuk membuktikan C1 di 200 ribu TPS itu sangat berat. Selain memberikan argumen teknis perihal kecilnya peluang Prabowo memenangkan sidang MK, ia juga memberikan masukan pada paslon 01, menyinggung jabatan Ma'ruf Amin di dua bank syariah, serta berikan saran pada pendukung Capres petahana.
Di akhir video, Faldo telah menduga bahwa Prabowo sadar bahwa ia tak akan menang di MK. Faldo menilai bahwa cara Prabowo menyelesaikan kasus persengketaan Pemilu ke MK adalah cara yang kesatria, karena itu adalah merupakan jalur yang sesuai dengan konstitusi. Itu pula yang sebabkan Prabowo tidak inginkan massa pendukungnya turun ke jalan.
Akibat dari video tersebut, Faldo Maldini mendapatkan reaksi negatif dari pihak BPN. Wakil Ketua BPN Prabowo-Sandiaga, Priyo Budi Santoso menyayangkan inkonsitensi Faldo Maldini karena sebelumnya Faldo merupakan andapan BPN dalam menyuarakan dukungan pada Paslon 02.
Tapi saya melihatnya bukanlah sebagai suatu inkonsistensi. Apa yang dilakukan oleh Faldo Maldini adalah bukti bahwa ia adalah pendukung dari Paslon 02 yang realistis dan tercerahkan. Ia yang awalnya selalu berargumen dengan pihak 01 tidak serta-merta melakukan dukungan pada Paslon 02 secara fanatik.
Pihak Paslon 01 melalui Jubir TKN Ace Hasan Syadzily turut berikan pendapat, menurutnya "Faldo sudah realistis dan dia melihat secara objektif terhadap fakta yang terjadi dalam proses gugatan dan proses pemilihan kemarin. Dia objektif aja."
Sehingga kita bisa lihat bahwa Faldo tidak ingin para pendukung 02 berlarut-larut dalam tidak menerima kekalahan. Kenyataannya, sangat tidak mungkin bagi Prabowo untuk memenangkan persidangan MK. Ia inginkan agar pendukung 02 mampu berpikir secara akal sehat dan objektif. Ketika mereka mau berpikir secara objektif dan berakal sehat, maka mereka tentunya akan menerima kekalahan di persidangan MK nanti secara kesatria.