Lihat ke Halaman Asli

Negara KITA

Keterangan

Presiden Berikan #JusticeForAudrey

Diperbarui: 11 April 2019   14:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kolase Joko Widodo tentang kasus Audrey [dok. Herudin/Tribunnews]

Audrey, itulah nama seorang siswi SMP asal Pontianak yang menjadi perhatian dunia. Kasus yang menimpa pelajar berusia 14 tahun itu mampu menarik simpati dunia lantaran ia mengalami pengeroyokan (bullying) oleh tiga orang dan disaksikan sejumlah siswi SMA. 

Kasat Reskrim Polresta Pontianak Kompol Husni Ramli mengatakan Audrey disiram air, ditarik rambutnya, dan juga ditendang. Korban yang terjatuh karena perlakuan tersebut diinjak perutnya dan kepalanya dibenturkan ke jalan. Bahkan salah satu pelaku merusak organ intim korban agar tidak perawan lagi.

Kasus perundungan itupun menjadi viral di media sosial. Simpati terus berdatangan ke Audrey  yang memviralkan tagar #JusticeForAudrey. Tagar tersebut terus berada di trending topic Indonesia dan dunia. Terlebih lagi ketika wajah pelaku pengeroyokan viral di tagar tersebut. Netizen mengutuk perbuatan ketiga pelaku tersebut. Bukannya takut, ketiga pelaku malah membuat insta story boomerang Instagram saat berada di kantor polisi. 

Salah satu pelaku malah menantang dengan membuat insta story yang berisi: "Yang gak tau permasalahan gak usah jadi orang sok tau. Netizen sok suci!!!" Masyarakat Indonesia pun beramai-ramai mengikuti petisi #JusticeForAudrey di Change.org yang telah ditandatangani hampir sejuta warganet. Petisi itu mendesak pemerintah setempat maupun di Indonesia untuk berikan keadilan bagi korban.

Kasus Audrey lantas sampai ke telinga Presiden Joko Widodo. Beliau terus memantau kasus yang menimpa Audrey dan menyampaikan kesedihannya. Lelaki asli Solo ini pun telah memerintahkan agar kasus perundungan ini ditangani sesuai dengan prosedur hukum, tegas, dan bijaksana. Presiden Jokowi juga menambahkan agar kita berhati-hati karena ada perubahan pola interaksi di masyarakat karena keterbukaan media sosial.

Belajar dari kasus Audrey, Jokowi menyoroti perilaku bullying hingga pengeroyokan agar menjadi pelajaran bagi kita semua, tidak terkecuali bagi massa pendukungnya di Pilpres 2019 yang kerap kali senang mengejek dan membully sehingga menjadi pemicu benturan. Seperti kasus simpatisan Partai Demokrasi Perjuangan (PDIP) yang menyerang markas FPI sekaligus Posko Pemenangan Capres-Cawapres 02 Prabowo Subianto -- Sandiaga Uno di Sleman, Yogyakarta pada hari Minggu 7 April 2019. 

Selain itu, ada juga anggota TNI yang dikeroyok simpatisan PDIP seusai kampanye di Kulon Progo, Yogyakarta di hari yang sama. Belum lagi kasus kelompok massa PDIP yang ricuh dengan pemuda Masjid Jogokariyan Yogyakarta bulan Januari lalu. Apabila kita membandingkan antara simpatisan PDIP dan FPI, maka kedua kelompok ini sebenarnya sama saja. Tetapi kini FPI lebih bersikap terkontrol ketimbang massa PDIP.

Sekali lagi, belajar dari kasus perundungan Audrey. Jokowi menyoroti perilaku perundungan agar tidak terjadi. Ini sekaligus menjadi kode keras baik bagi simpatisannya maupun simpatisan 02 agar tidak memercikkan kerusuhan. Jokowi tentu saja inginkan Pemilu yang damai dan gembira, karena bukankah dalam sebuah pesta, orang-orang sebaiknya bergembira dan akur satu dengan yang lainnya? Tidak terkecuali pesta demokrasi bukan?

Sumber:

1. Tribunnews [Jokowi Minta Kasus Penganiayaan Siswi SMP di Pontianak Ditangani Secara Tegas dan Bijaksana]
2. Tribunnews [Pesan Menyentuh Audrey #JusticeForAudrey dari Ranjang RS, Wajah 12 Siswi SMA Pengeroyok Viral]
3. Tirto [Warga Trauma & Akan Lapor Polisi Usai Massa PDIP Rusuh di Sleman]




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline