Lihat ke Halaman Asli

Negara KITA

Keterangan

Ratu Kalinyamat, Peluru Perjuangan dari Jepara

Diperbarui: 3 Maret 2019   08:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lukisan Ratu Kalinyamat [Foto: Tirto.id]

RA Kartini, Tjut Nyak Dien, Martha Kristina Tiahahu, dan nama-nama lainnya. Mereka adalah Pahlawan Nasional perempuan asli Nusantara yang berjuang melawan penjajahan.  Tapi tak banyak yang mengetahui bahwa jauh sebelum kemerdekaan Indonesia, kita memiliki sosok pejuang bernama Ratu Kalinyamat.

Ratu Kalinyamat adalah ratu dari Jepara yang memerintah selama 30 tahun (1549 -- 1579). Babad Tanah Jawi menyebutkan bahwa ia adalah putri dari Pangeran Trenggana dan cucu dari Sultan Demak pertama, Raden Patah. Rakyat Jepara saat itu menjadi saksi bahwa pada masa itu, telah hadir seorang pemimpin wanita yang memiliki hegemoni kuat dalam politik, kemaritiman dan perekonomian.

Semenjak tahun 1500-an Jepara telah menjadi kota dagang yang penting, khususnya perdagangan ke Malaka dan Maluku. Pemerintahan Ratu Kalinyamat memfokuskan pengembangan Jepara di sektor perdagangan dan angkatan laut. Kerja sama dalam pertahanan pun dijalin dengan Banten, Aceh, Johor, dan Maluku. Tapi keharmonisan tersebut terusik sejak Portugis menginjakkan kakinya di Nusantara. 

Tahun 1550, Raja Johor meminta bantuan kepada Jepara untuk melakukan jihad melawan Portugis di Malaka. Jepara memberi respons dengan mengirimkan 40 armada kapal dengan kapasitas angkut 1000 orang prajurit.

 Tahun 1573, Sultan Ali Mukhayat Syah dari Aceh meminta bantuan Ratu Kalinyamat untuk menyerang Portugis di Malaka sekali lagi. Kali ini ia mengirimkan 300 buah kapal, 80 kapal masing-masing memiliki bobot 400 ton. Sehingga seorang Portugis, De Couto dalam bukunya mengungkapkan Ratu Kalinyamat sebagai Rainba de Jepara, senbora paderosa e rica "Ratu Jepara, seorang wanita kaya dan berkuasa."

Ibu Rerie dan Ibu Connie di Jepara [Foto: M. Khoirul Anwar/Radar Kudus]

Oleh karena itu, ada keinginan untuk mengangkat Ratu Kalinyamat menjadi Pahlawan Nasional. Hal tersebut diutarakan oleh Lestari Moerdijat di Makam dan Masjid Astana Sultan Hadlirin Mantingan, Jepara pada tanggal 26 Februari 2019. Wakil Ketua Media Group ini tidak sendiri, ia didampingi oleh akademisi dan pengamat maritim, Connie Rahakundini Bakrie serta arkeolog Pusat Penelitian dan Arkeologi Nasional Bambang Budi Utomo. 

Bahkan Ibu Connie dalam buku "Aku Adalah Peluru" menggunakan sosok Ratu Kalinyamat sebagai inspirasinya dalam pemikiran mengembalikan kembali kejayaan maritim Indonesia. Menurut Ibu Connie, Ratu Kalinyamat adalah sosok pemimpin perempuan yang visioner pada zamannya. Sebab, pemikiran penguatan poros maritim sudah ia pikirkan. Bahkan perannya dalam menyatukan Nusantara sangat besar saat berlayar dari jepara menuju Malaka untuk menyerang Portugis.

Kemampuannya memberikan sumbangsih dalam mengusir penjajah menunjukkan sepak terjang Ratu Kalinyamat jauh melampaui perempuan di zamannya.  Ia adalah seorang pemimpin, seorang perempuan, seorang yang mengingatkan kembali Indonesia bahwa negeri ini dulunya adalah negeri-negeri maritim yang memiliki angkatan laut tangguh.

Buku Aku Adalah Peluru / Sumber: angkasareview.com

Sumber:

1. Suara Merdeka [Jejak Ratu Kalinyamat di Bumi Jepara]

2. Radar Kudus [Mbak Rerie: Gaungkan Gelar Pahlawan Nasional untuk Ratu Kalinyamat]

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline