Lihat ke Halaman Asli

Negara KITA

Keterangan

Kenapa Kita Butuh Umara-Ulama?

Diperbarui: 28 Februari 2019   12:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jokowi-Ma'ruf [Foto: Tribunnews]

Semangat demokrasi mengikuti perkembangan zaman. Selalu berubah dari era yang satu ke yang lain. Seperti contohnya zaman Soekarno dengan dinamika politik Nasionalis, Agama, dan Komunis. Lalu di zaman sekarang yang hampir semuanya menjadi Nasionalis-Religius. Artinya, pandangan bangsa Indonesia saat ini dominan terhadap konsep politik nasionalis-religius.

Hal itu pula yang diutarakan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Ia menilai Pemilu 2019 akan lebih baik, karena hampir tidak ada perbedaan ideologis antar partai politik. Hal terpenting adalah bagaimana kinerja partai politik pasca pemilu.

Apabila kita melihat dari sekian banyaknya parpol yang mengikuti Pemilu 2019, maka dapat dilihat partai mana saja yang berkonsep politik nasionalis-religius. Yakni PKB, PDIP, Golkar, NasDem, PKS, PPP, PAN, Hanura, Demokrat, dan PBB. 

Beberapa partai bahkan telah menyatakan secara resmi bahwa ideologi mereka nasionalis-religius. Yakni ucapan Muhaimin Iskandar bahwa ia optimis partai besutannya PKB sebagai satu-satunya partai nasionalis-religius yang masuk 3 besar. PDIP lewat amanat tokohnya Alm. 

  • Ustad Yusuf Supendi yang membuktikan PDIP sebagai partai nasionalis-religius. Surya Paloh yang nyatakan Partai NasDem bukan hanya partai nasionalis, tapi juga miliki sisi religius yang tinggi. Hingga pernyataan petinggi Golkar dan Demokrat yang katakan bahwa kedua partai memiliki kesamaan yakni sebagai partai nasionalis-religius.

    Oleh karena itu pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf adalah sosok umara-ulama yang sangat tepat memimpin bangsa ini karena semangat demokrasi Indonesia saat ini adalah nasionalis-religius. Bahkan salah satu partai yang tidak memberikan dukungan pada Jokowi-Ma'ruf, yakni PKS mengatakan bahwa figur nasionalis-religius dibutuhkan oleh bangsa ini.

    Akan tetapi, apabila memang sosok nasionalis-religius sangat dibutuhkan bangsa kita saat ini, mengapa kubu Paslon 02 malah mengusung pasangan Prabowo-Sandi? Padahal, koalisi politikus-pengusaha tidak mencerminkan semangat demokrasi Indonesia saat ini. Yakni Nasionalis-Religius.

    Sumber:
    1. Detik [JK: Hampir Semua Parpol Sekarang Nasionalis-Religius]
    2. Poskotanews [Ahmad Basarah: PDIP Partai Nasionalis Religius]
    3. Republika [Golkar-Demokrat Disebut Punya Kesamaan Nasionalis Religius]
    4. Media Indonesia [NasDem Berpolitik dengan Nasionalis Religius]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline