Lihat ke Halaman Asli

Negara KITA

Keterangan

Bandara Baru Bikin Jogja Makin Istimewa

Diperbarui: 23 Januari 2019   14:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi NYIA (Foto: Tribunnews.com)

New Yogyakarta International Airport (NYIA). Itulah nama bandara yang akan menjadi kebanggaan penduduk Yogyakarta. Bandara yang terletak di Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta tersebut mulai beroperasi pada bulan April 2019. Menurut Menko Perekonomian Darmin Nasution, NYIA akan selesai dibangun pada Desember 2019 dan beroperasi secara penuh mulai Januari 2020.

Bandara NYIA nantinya akan menjadi salah satu Bandara terbesar di Indonesia. Bayangkan saja, bandara ini memiliki kapasitas penumpang 14 juta orang per tahun. 8 kali lipat dari Bandara Adi Sucipto Yogyakarta yang hanya memiliki kapasitas penumpang 1,7 juta penumpang per tahun. Bandara NYIA juga memiliki panjang landasan 3.250 m sehingga mampu dilewati jenis pesawat komersial terbesar di dunia seperti Airbus A-380 dan Boeing 777.

Menko Darmin juga membeberkan bahwa pembangunan bandara NYIA memiliki efek berantai yang cukup besar dari akselerasi ekonomi, penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan kesejahteraan. Terlebih lagi letaknya yang strategis karena berada dekat dengan Jawa Tengah dan DI Yogyakarta sehingga sangat potensial menunjang kegiatan pariwisata dan umrah.

Lantas mengapa DI Yogyakarta membutuhkan bandara yang baru? Bandara megah ini merupakan bandara yang masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) sejak 2016 oleh Presiden Joko Widodo. Alasannya adalah karena Bandara Adi Sucipto telah over capacity. Telah disebutkan sebelumnya, Bandara Adi Sucipto hanya bisa menampung sekitar 1,7 juta penumpang per tahun.

Sedangkan tahun 2017 jumlahnya telah mencapai lebih dari 7,8 juta penumpang. Kita semua tentu bisa membayangkan kepadatan manusia di Bandara Adi Sucipto. Terlebih lagi, Yogyakarta adalah destinasi wisata nomor 2 tertinggi setelah Bali. Maka demi mendorong pertumbuhan di bidang pariwisata untuk mewujudkan target 20 juta wisatawan mancanegara itulah DIY membutuhkan bandara baru yang memadai.

Lalu mengapa tidak melakukan pengembangan saja terhadap Bandara Adi Sucipto? Bandara Adi Sucipto tidak dapat dikembangkan lagi apabila kita melihat kondisi lahan dan kendala alamnya (obstacles).

Bandara ini hanya memiliki landasan pacu dan kapasitas parkir pesawat (apron) sepanjang 2.200 meter.Belum lagi apron bandara Adi Sucipto hanya dapat menampung 11 pesawat. Sehingga landasan ini tidak mampu untuk menampung pesawat berbadan lebar. 

Belum lagi pemakaiannya bergantian dengan TNI Angkatan Udara. Karena Bandara yang dibangun tahun 1938 ini dirancang untuk penerbangan militer dan merupakan pangkalan utama TNI AU dan Pusdik Penerbang TNI AU.

Pemerintahan kita memiliki harapan besar akan perekonomian, penciptaan lapangan pekerjaan, kemajuan pariwisata, serta kemakmuran rakyat Indonesia. Pemerintahan kita ingin mewujudkannya lewat pembangunan infrastruktur yang memiliki multiplier effect. Bandara NYIA lah salah satu jawabannya. Bandara yang menjadi salah satu hasil kerja pemerintahan Jokowi demi kemakmuran bangsa.

Sumber:

1. CNBC Indonesia [Megah dan Besar, Bandara New Yogyakarta Beroperasi April Ini]

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline