Lihat ke Halaman Asli

Negara KITA

Keterangan

Doa Korban Tsunami Selat Sunda

Diperbarui: 23 Desember 2018   15:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Efek Tsunami Selat Sunda (Foto: BBC.com)

Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Pepatah ini mungkin sudah tidak asing lagi di telinga kita semua. Pepatah ini memiliki arti bahwa kehidupan kita semua adalah rahasia Tuhan Yang Maha Esa. Untung dan malang sering kali datang secara tiba-tiba tanpa kita mengetahuinya.

Kali ini kemalangan menimpa keluarga kita di Banten dan Lampung. Pada hari Sabtu malam pukul 21.27 WIB (22/12) telah terjadi Tsunami di Selat Sunda. Penyebabnya diduga karena longsoran bawah laut yang dipicu oleh erupsi anak gunung Krakatau. 

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat bahwa korban jiwa akibat tsunami Selat Sunda mencapai 168 orang, dan 745 orang luka-luka. Gelombang tsunami juga menggulung 430 rumah, 9 hotel, dan 10 kapal, sehingga mengakibatkan rusak berat. Angka tersebut kemungkinan masih bertambah karena petugas belum mendata semua wilayah.

Salah satu korban bocah yg ditemukan (Foto: Dok. Mabes Polri)

Pemerintah pun cepat tanggap dalam mengirimkan bantuan ke korban tsunami. Seperti Kementerian Sosial (Kemensos) yang memberikan bantuan Tahap I sebesar Rp 1 miliar dalam bentuk bantuan permakaman, peralatan evakuasi, hingga kebutuhan pokok untuk para korban. Aparat TNI-Polri juga hingga saat ini masih sibuk melakukan evakuasi terhadap para korban bencana baik yang meninggal ataupun yang terluka. 

Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Terima kasih kepada semua pihak yang telah menolong saudara-saudara kita korban Tsunami Selat Sunda. Kita hanya bisa berharap mereka yang berada di lokasi bencana diberi ketabahan dan semoga tidak ada lagi korban. 

Korban di pengungsian (Foto: ANTARA)

Sumber 

1. Liputan 6

2. Tribunnews 

3. Detik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline