Lihat ke Halaman Asli

Seikat Puisi

Diperbarui: 18 Juni 2015   02:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dan alangkah baiknya jika ada seikat puisi di tanganmu.

tak apa meski bukan untukku, pura-puralah untukku.

sebaik itu pula kagumku kupikatkan seolah tak mungkin benar

jika bukan untukku semata, dan itu seluruhnya gladiola

sebab aku tahu kepada siapa puisi itu bernama,

aku mana bisa pura-pura tak cemburu

meski hujan melarikan air mataku ke mana-mana.

seakan biasa saja, menahan cemburu di dada Juni

yang tabahnya disunting puisi-puisi sore

memburam di pagar bambu, menanamkan milyaran wangi

rindu tak terbayar. Berpendar di ujung bulan. aku menulis tentang siapa yang paling tabah

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline