Lihat ke Halaman Asli

Neeza GazaLi

Creative Thinker

KEBENARAN

Diperbarui: 7 Desember 2023   23:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

#NGzLens @ https://www.instagram.com/neezagazali/

Secara asasi, setiap jiwa mendambakan kebenaran. Keinginan ini dilatarbelakangi oleh keyakinan; kebenaran dapat memberikan ketenangan dan kebahagiaan. Berbagai metode ditempuh untuk memperoleh kebenaran, baik dengan mengerahkan seluruh potensi atau dengan memantaskan diri. Kebenaran harus dikenali dengan dalil naqli atau aqli.

Secara semantis, kebenaran dapat dinyatakan sebagai; Right, Truth, Sahih, dan Haqq.

Kebenaran (Rightness): 1) Keselarasan aturan tertulis dan kaidah tak tertulis terhadap kelakuan. Dikatakan right jika melakukan sesuai aturan yang berlaku; 2) Tingkat kesesuaian antara subyek fikiran dan kenyataan obyek inderawi. Dikategorikan right saat persepsi pikiran berkesesuaian dengan impresi yang sama secara inderawi. Rightness dalam prosesnya hanya mengandalkan fikiran (dalil Aqli). Dominasi pikiran cenderung menghasilkan imajinasi, fantasi, ilusi dan halusinasi yang kesemuanya nisbi.

Kebenaran (Truth): kenyataan tentang sesuatu baik dengan ditemukan atau diperkirakan; kenyataan yang secara umum dapat diterima akal. Truth bersifat universal karena berhubungan dengan hukum alam dan human dignity. Truth dalam praktiknya mnggunakan akal (dalil Aqli). Otorisasi akal akan bertendensi kepada pengukuran kebenaran logis, rasional dan supra-rasional yang bersifat relatif.

Kebenaran (kesahihan): Kebenaran religius yang bersifat syar'iah. Ini harus dijalani dengan sepenuh hati agar terlepas dari kewajiban taklifi dan wadh'i. Kesahihan bersumber dari dalil naqli dan mutlak berasal dari Allah SWT, harus dihayati dengan iman integritas tinggi. Kesahihan adalah wujud kesalehan, ibadah dan 'ubudiyah.

 Kebenaran (Haqq): Kebenaran religius yang bersifat hakiki. Al-Haqq adalah isim bagi asma dan sifat Allah SWT yang khabariyyah. Al-Haqq bermakna Allah SWT Maha Benar lagi Tahqiq adanya. Kebenaran ini diikhtiarkan dengan mujahadah, riyadhah dan istiqamah kemudian ikhlas, ridha dan tawakkal, serta tazkiatun nafs (tahalli, takhalli dan tajalli).

Secara ikhtiari, maqam hakiki (tahaqquq) ditempuh dengan terlebih dahulu berta'alluq dan bertakhalluq. Haqq adalah hakikat kebenaran; destinasi tertinggi untuk kebenaran sejati.

WAllahu a'lam.

#NGz




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline