Lihat ke Halaman Asli

Sejarah Mencatat Kita

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sira Gajah Madapatih Amangkubhumi tan ayun amuktia palapa, sira Gajah Mada: "Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tañjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa".

Terjemahannya,

Beliau Gajah Mada Patih Amangkubumi tidak ingin melepaskan puasa. Ia Gajah Mada, "Jika telah mengalahkan Nusantara, saya akan melepaskan puasa. Jika mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah saya baru akan melepaskan puasa".

Demikian bunyi sumpah palapa sebutkan oleh Gajah Mada ( Thn 1336 M ) pada upacara pengangkatannya menjadi Patih Amangkubhumi Majapahit.

Dari Sumpah ini kita bisa menilai arti dari sejarah yang telah tertulis. Nilai tekat , keberanian dan percaya atas kemampuan.

Sejak tahun 1336 M sumpah ini diuji dengan banyak kejadian. Masuknya para penjajah yang memperkosa bangsa dan diakhiri oleh Proklamasi Indonesia. Masuknya ideologi yang menggoyang identitas bangsa yang diakhiri oleh Kesaktian Pancasila. Irian barat disatukan ke Republik Indonesia (1969) , Timor timur bergabung dengan Indonesia (1976)

Apa yang terjadi setelah itu?

Pulau terluar kita mulai hilang satu per satu . Sipadan – ligitan direbut oleh Malaysia (2002), Timor timur lepas dari NKRI (2006).

Sampai saat ini Sumpah Palapa masih dicobai oleh berbagai peristiwa walaupun dengan cara berbeda. Lagu rasa sayange , reog dan tari pendet bahkan makanan kita akan di kleim bangsa asing.

Dengan berbagai peristiwa ini kita harus ber-cermin diri. Pulau yang kita terlantarkan sudah lenyap digondol negeri orang. Seni yang selama ini menghibur kita sejak kecil hampir saja direbut orang. Kita harus berterima kasih kepada Malaysia mengingatkan kita bahwa kita adalah bangsa yang besar. Tapi bukan bangsa yang lemah.

Kita masih sanggup berdiri sendiri dan menarik nafas panjang dan melihat ke atas. Berkibarlah benderaku. Berkibarlah diseluruh pantai Indonesia. Siapa berani menurunkan engkau , serentak rakyatmu membela.

Dirgahayu Bangsaku !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline