Lihat ke Halaman Asli

Prabowo Marah (lagi)

Diperbarui: 18 Juni 2015   06:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pagi ini tidak sengaja membaca berita tentang Pak Prabowo marah-marah (lagi). Dan lagi-lagi kepada wartawan.

Beberapa waktu sebelumnya beliau juga marah marah kepada wartawan dari beberapa media (MetroTV, berita satu, tempo) saat itu beliau mengatakan bahwa media-media tsb adalah media-media yang jahat, karena sering menurunkan berita yang menyudutkan beliau dan tidak berimbang (note: kalau perlu linknya ke berita-berita tsb, silakan googling aja, banyak bertebaran).  Dari berita yang saya baca tsb saya menyimpulkan media-media tsb menjadi media yang jahat karena tidak berpihak pada beliau. Mengapa saya berkesimpulan demikian? Kalau memang beliau orang yang fair, beliau juga harusnya marah kepada media-media yang menyudutkan dan menurunkan berita yang tidak berimbang kepada Pak Jokowi, namun kenyataannya tidak. Jadi jelas cap jahat diberikan bukan karena tidak berimbangnya pemberitaan tapi karena tidak berpihak kepada beliau.

Kejadian yang mirip muncul kembali, juga terhadap wartawan, kali ini wartawan Jakarta Post. Dari berita tsb kembali saya menyimpulkan hal yang sama, pemilik Jakarta Post brengsek (ini menurut Prabowo lho) karena tidak berpihak kepadanya.

Dari 2 kejadian tsb, saya berfikir dan berkesimpulan bahwa bagi Prabowo demokrasi adalah bila semua berpihak dan setuju kepada dirinya, tidak menentangnya.Hal lainnya saya menyimpulkan bahwa apa yang disampaikan olehnya diberbagai kesempatan untuk santun, untuk tidak menyerang hanyalah lips service. Saat ada yang tidak menyenangkannya tidak segan-segan beliau untuk menyerang. Tadinya saya hanya menganggap joke dan sindiran saja bahwa ada orangnya yang pernah dilempar handphone saat beliau marah. Tapi dari 2 kejadian terhadap wartawan tsb, pendapat saya jadi goyah.

Saat ini beliau tidak punya cukup kekuasaan untuk melakukan sesuatu terhadap orang-orang yang tidak menyenangkannya, paling banter hanya menuntutnya ke pengadilan, tapi coba bayangkan seandainya beliau duduk pada posisi RI-1, apa yang akan terjadi dengan media-media yang berseberangan dengan beliau? apa yang akan terjadi dengan para pemred atau bahkan mungkin pemilik medianya?
Semoga hal itu tidak terjadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline