Lihat ke Halaman Asli

Berita Nduga

Pemandangan senjah nduga

Pertumbuhan Tentara Papua Barat Terus Meningkat

Diperbarui: 3 Juli 2019   15:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar ilustrasi keterlibatan anak - anak dalam perlawanan bersenjata di Papua Barat./azerbaycan24.com

'BERSATU' TENTARA PAPUA BARAT UNTUK MENGAKHIRI PENGGUNAAN TENTARA ANAK-ANAK, NAMUN GESEKAN TETAP ADA

MackSmithNZ mackenzie.smith@rnz.co.nz -- Rabu, 3 Juli 2019

Kelompok pejuang kemerdekaan terkemuka Papua Barat telah berkomitmen untuk mengakhiri penggunaan tentara anak-anak dalam perlawanan bersenjata berperang di bawah simbol bintang kejora, setelah wahyu bocah lelaki termuda 15 tahun bertarung dalam kontak senjata  dengan pasukan Indonesia.

Aturan baru, yang diharapkan mulai berlaku dalam enam bulan ke depan, adalah bagian dari upaya untuk menenangkan kekhawatiran para pejuang di bawah umur bergabung dengan barisan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat, dan keterlibatan anak -- anak adalah bagian dari gerakan kemerdekaan ketika mereka terpanggil untuk berjuang mendapatkan kembali tanah air mereka dari pendudukan Indonesia dengan bantuan masyarakat internasional.

Bulan lalu, RNZ Pacific melaporkan Tentara Pembebasan telah melanggar konvensi internasional terhadap rekrutmen tentara anak-anak , suatu langkah yang menurut kelompok TPNPB sangat diperlukan di suatu wilayah konflik, apalagi dalam kondisi darurat.

Pada hari Senin 1/7/2019, Gerakan Persatuan Pembebasan untuk Papua Barat (ULMWP) mengklaim mengambil kepemimpinan politik Tentara Pembebasan dan dua kelompok perlawanan utama lainnya di Papua Barat. Menurut ULMWP, ketiganya akan membentuk kelompok baru yang disebut "Angkatan Darat Papua Barat" dan akan melakukan reformasi militer.

"Dan kami ingin mengikuti hukum internasional. Kami juga harus menjaga anak-anak lelaki dalam posisi yang sangat jelas," kata Jacob Rumbiak, juru bicara ULMWP yang berbasis di Australia.

Dia mengatakan perubahan akan membatasi operasi tempur aktif oleh Angkatan Darat Papua Barat untuk pejuang dewasa, meskipun dia menambahkan anak-anak masih akan dilatih untuk pertempuran.

Pada hari Senin, 1/7/2019 dari kantor ULMWP, Benny Wenda, mengatakan itu adalah pertama kalinya tiga faksi pemberontak besar berada di bawah satu komando.

"Secara politis dan militer kita bersatu sekarang. Masyarakat internasional sekarang dapat melihat tanpa ragu bahwa kita siap untuk mengambil alih negara kita," katanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline