Lihat ke Halaman Asli

Djumiko

kepala SMK Negeri 1 Songgom

Project Work, sebagai Solusi Pengganti Praktik Kerja Lapangan (PKL) bagi Peserta Didik SMK di Masa Pandemi

Diperbarui: 18 Januari 2021   13:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tahun 2006 silam, kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) pernah menerapkan pola tugas akhir bagi peserta didik kelas XII sebelum mereka menghadapi Ujian Nasioanal. Kegiatan  ini berlangsung dalam durasi 3-4 bulan, dimana peserta didik kelas XII wajib menyusun tugas akhir berupa project work dengan melibatkan Dunia usaha/dunia industry sebagai mitra dalam menyelesaikan proyek tersebut. Kegiatan tugas akhir bagi peserta didik SMK saat itu dimulai dengan pemilihan tema oleh peserta didik, dari beberapa tema proyek yang telah di tentukan oleh pihak sekolah sesuai dengan program keahlian masing-masing. Setelah tema ditentukan, peserta didik akan memilih dunia usaha/dunia industry mitra, tempat mereka menyelesaikan tema tersebut. Pihak sekolah memfasilitasi proses perijinan yang diperlukan peserta didik ke dunia usaha / dunia industry.

Proses selanjutnya dalam penyelesaian proyek tugas akhir, peserta didik akan menyusun proposal proyek yang dibimbing oleh guru kelompok mata pelajaran produktif selaku pembimbing materi, dan guru Bahasa Indonesia selaku pembimbing teknis penulisan. Tema proyek yang dipilih oleh peserta didik, merupakan salah satu kompetensi dasar yang diajarkan sesuai karakteristik program keahlian masing-masing. Misalnya pada program keahlian akuntansi, peserta didik memilih tema penyusunan laporan keuangan bagi usaha menengah kecil mikro (UMKM). Peserta didik akan menentukan salah satu UMKM disekitar tempat tinggalnya untuk dijadikan mitra dalam penyusunan proyek penyusunan laporan keuangan. Setelah proposal proyek disetujui oleh masing-masing pembimbing, maka peserta didik mulai mengerjakan proyek sesuai dengan yang di rencanakan dalam proposal. Proses pengambilan data dilakukan secara langsung tiap hari oleh peserta didik di dunia usaha/dunia industry mitra. Data yang terkumpul akan diolah menjadi prosedur penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi. Dimulai dari transaksi harian, dibuatkan bukti transaksi, dicatat kedalam jurnal, posting dalam buku besar, dan sajikan dalam laporan keuangan sederhana.

Pada era pemberlakuan tugas akhir berupa project work bagi peserta didik SMK tersebut, khususnya untuk program keahlian akuntansi, peserta didik benar-benar mengalami proses pembelajaran praktik yang sesungguhnya. Karena data riil diperoleh dari dunia usaha/dunia industry, dan diolah sesuai dengan kaidah ilmu yang mereka pelajari, dengan dibimbing oleh guru mata pelajaran produktif. Bagi dunia usaha/dunia industry, pola project work tersebut memberikan keuntungan, mereka menjadi tahu proses kerja sesuai dengan kaidah keilmuan. Misalnya untuk bidang akuntansi, sebelum ada kegiatan tugas akhir dari peserta didik SMK, para pemilik usaha hanya menggunakan perkiraan, ketika ditanya mengenai laba/rugi usaha yang mereka jalankan. Dengan adanya pencatatan yang sesuai standar, mereka terbantukan untuk mengetahui laba/rugi dari usaha yang mereka jalankan dan kekayaan serta kewajiban yang mereka miliki dalam menjalankan usaha.

Masa pandemi seperti sekarang ini, dimana interaksi secara langsung dibatasi, pembelajaran dilakukan dengan model jarak jauh atau virtual, maka konsep project work yang pernah diterapkan di era tahun 2006 sepertinya cocok diterapkan kembali sebagai solusi pengganti kegiatan praktik kerja lapangan (PKL) bagi peserta didik SMK. Pelaksanaan project work hanya memerlukan interaksi dengan industry dunia kerja (Iduka) yang tidak terlalu intens, dibanding saat pelaksanaan PKL. Pola Praktik kerja lapangan sebelumnya menggunakan pola blok penuh, peserta didik berada di Iduka minimal 3 bulan. Hal ini jelas sulit dilaksanakan, mengingat pandemi covid-19 yang belum juga usai. Maka untuk memberikan pengalaman peserta didik dalam melakukan pekerjaan riil secara langsung, pola project work yang dulu pernah dilaksanakan menjadi salah satu solusi. Dengan project work, maka peserta didik bisa melaksanakan pembelajaran praktik lapangan secara langsung, tetapi intensitas berada di luar rumah tidak terlalu banyak. Peserta didik ke Iduka mitra, hanya untuk mengambil data atau melakukan konfirmasi data antara teori yang dipelajari dengan praktik di Iduka. Kemudian data tersebut diolah atau di praktikan untuk mengetahui apakah ada kesenjangan antara teori yang mereka pelajari dengan praktik yang berlangsung di Iduka. Proses pengolahan data tersebut bisa dilakukan di rumah. Hasilnya dikonsultasikan dengan guru pembimbing. Proses ujian dilaksanakan setelah peserta didik menyusun laporan lengkap. Laporan tersebut dipaparkan didepan penguji baik dari guru maupun penguji dari Iduka mitra.

Kegiatan Praktik kerja lapangan mengharuskan peserta didik berada di Iduka dalam kurun waktu tertentu sesuai dengan karakteristik kompetensi keahlian, biasanya minimal 3 bulan. Dalam durasi waktu tersebut, peserta didik tidak hanya menuntaskan kompetensi yang belum tuntas di ajarkan di sekolah, tetapi peserta didik juga belajar bagaimana karakteristik lingkungan kerja yang tentunya berbeda dengan lingkungan sekolah. Awal mula program PKL diluncurkan untuk peserta didik SMK adalah dimaksudkan untuk menuntaskan kompetensi-kompetensi tertentu yang tidak bisa diajarkan di sekolah, karena keterbatasan alat di sekolah. Tetapi pada beberapa kompetensi keahlian, seluruh kompetensi yang diajarkan bisa dilakukan di sekolah, maka kegiatan PKL dimaksudkan hanya untuk mengenalkan budaya kerja di industry.  

Pandemi covid-19 telah mengubah gaya hidup manusia dalam berinteraksi dan beraktivitas. Sejak diumumnya wabah Covid-19 sebagai pandemi global, maka kebijakan yang diterapkan bagi dunia pendidikan adalah belajar dari rumah atau pembelajaran jarak jauh. Hal ini dimaksudkan untuk memutus mata rantai penularan covid-19. Kebijakan tersebut juga berdampak pada pelaksanaan praktik kerja lapangan (PKL) atau Praktik kerja industry (Prakerin) bagi peserta didik SMK. Mengenalkan budaya kerja di indutri sangat penting bagi peserta didik SMK, tetapi intensitas interaksi langsung juga harus dibatasi. Solusi yang dapat diambil untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan penerapan project work. 

Project work yang diterapkan di SMK Negeri 1 Songgom, sebagai solusi pengganti Praktik kerja lapangan (PKL) diperuntukan bagi peserta didik kelas XI yang pelaksanaannya pada semester genap tahun pelajaran 2020/2021. Kegiatan project work ini diawali dengan penentuan tema proyek atau pekerjaan yang hendak dilakukan oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi keahlian masing-masing. Pemilihan tema disesuaikan dengan kompetensi dasar pada mata pelajaran kelompok C3. Tema yang terpilih selanjutnya dibuat proposal proyek oleh masing-masing peserta didik. Peserta didik diberi kesempatan untuk menentukan Iduka yang dijadikan mitra untuk menyelesaikan proyek tersebut. Lokasi Iduka yang jadikan mitra harus berada di area atau lokasi terjangkau dari tempat tinggal peserta didik, hal ini dimaksudkan untuk mengurangi resiko, karena jika berada pada jarak aman, maka bisa dijangkau tanpa menggunakan kendaraan umum. Sekolah menyiapkan surat permohonan pada Iduka sebagai mitra penyelesaian proyek peserta didik. Proposal proyek yang di tulis oleh masing-masing peserta didik, kemudian dikonsultasikan dengan guru pembimbing, hal ini dimaksdukan agar proyek yang hendak diselesaikan oleh peserta didik lebih spesifik, terukur dan terarah pada pencapaian kompetensi keahlian tertentu. Konsultasi dilakukan secara virtual menggunakan platform Microsoft teams. Setelah proposal proyek disetujui, peserta didik bisa memulai mengerjakan proyek dengan melibatkan Iduka mitra sebagai tempat untuk menngumpulkan dan mengolah data terkait dengan proyek tersebut. Selama penyelesaian proyek, peserta didik mengkonsultasikan pekerjaannya dengan guru pembimbing dan Iduka mitra secara virtual. Portofolio penyelesaian proyek akan terdokumentasi melalui buku catatan kelas di kelas teams peserta didik. Durasi penyelesaian proyek selama 3 bulan sampai dihasilkan kerja proyek yang diharapkan. Hasil tersebut selanjutnya di tulis dalam laporan oleh masing-masing peserta didik. Tahap akhir dari kegiatan project work ini adalah ujian presentasi yang dilakukan oleh peserta didik mengenai hasil proyek yang telah selesai dikerjakan. Penguji berasal dari guru produktif yang bukan sebagai guru pembimbing penulisan proyek tersebut. Hal ini dimaksudkan agar hasil pekerjaan terkonfirmasi dari berbagai sudut pandang yang berbeda.

Penunjang kegiatan project work, interaksi antara peserta didik dan guru pembimbing dilakukan melalui kelas virtual memanfaatkan Microsoft teams. Portofolio penyelesaian proyek terhimpun dalam kelas virtual, sehingga memungkinkan perbaikan atas pekerjaan proyek bisa dilakukan secara bersama-sama antara guru pembimbing dan peserta didik. Hasil yang diharapkan dari kegiatan project work ini tentunya memberikan pengalaman tersendiri pada peserta didik dalam mengimplementasikan teori dengan pekerjaan riil yang terjadi di industry dan dunia kerja. Akhirnya diharapkan meskipun dalam masa pandemi, kegiatan PKL tetap bisa dilaksanakan dengan pola yang berbeda, untuk menjaga kualitas kompetensi peserta didik SMK.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline