Lihat ke Halaman Asli

Pandu T. Amukti

Dokter Hewan

Memasuki Pancaroba, Waspada Penyakit Menyerupai Malaria pada Ternak Unggas

Diperbarui: 18 Oktober 2016   15:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi pribadi

Penyakit malaria pada manusia sering terjadi di daerah Indonesia bagian timur seperti Papua, Maluku, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Penyebab penyakit ini adalah parasit darah Plasmodium sp. yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles. Hal yang sering kurang tepat dalam pemberitaan adalah menyebut bahwa malaria disebabkan oleh virus, padahal virus dan parasit adalah organisme yang jauh berbeda.

Sebagai dokter hewan saya akan menulis dan mengupas Malaria-like Disease pada unggas khususnya ayam yang sering terjadi saat musim pancaroba dan penghujan. Mengapa disebut dengan Malaria-like Disease? Karena penyakit ini memiliki kemiripan dengan Malaria pada umumnya. Agen penyebab penyakit ini juga parasit darah yang bernama Leucocytozoon sp. bukan Plasmodium sp. Kejadian Malaria-like Disease pada ayam memiliki tingkat mortalitas yang cukup tinggi karena sifat penyakit ini adalah imunosupresif (menekan daya tahan tubuh). Tingkat keparahan di stadium awal tidak terlalu signifikan pada jumlah kematian, namun berpengaruh juga pada perkembangan dan pertumbuhan ayam potong: lambat.

Penyebaran dan penularan penyakit ini cukup viral layaknya penyakit yang disebabkan oleh beberapa penyakit virus. Tidak jarang juga karena sifat Leucocytozoon sp. yang imunosupresif menyebabkan infeksi sekunder masuk ke dalam tubuh ayam seperti, colibacillosis, salmonelosis, dan komplikasi penyakit saluran pernafasan atau Chronic Respiratory Disease.

Penyakit ini lebih sering kita jumpai pada ayam potong/broiler yang dagingnya diperjualbelikan di pasar dan kita konsumsi, maka menjadi penting bagi Anda yang berternak untuk mengantisipasi mewabahnya Leucocytozoonosis pada ayam Anda. Seperti pada kebanyakan komoditas lainnya, jika komoditas yang diperdagangkan memiliki kekurangan maka akan berpengaruh pada nilai jualnya. Jika ayam Anda sakit, sepertinya sudah terprediksi bagaimana nilainya.

Gejala klinis penyakit yang dapat terlihat adalah adanya muntah darah, inkoordinasi gerak semacam kejang-kejang lalu ambruk disertai leleran darah segar di lubang nostril (hidung) atau paruh. Insidensi penyakit Malaria-like ini terkadang bersifat akut sehingga tingkat kematian per hari juga cukup tinggi.

Hasil nekropsi (bedah bangkai) dari ayam yang terjangkit penyakit ini biasanya ditemukan bintik-bintik merah pada otot dada dan paha, pembuluh darah yang mensuplai oksigen pecah sehingga rongga perut dipenuhi darah. Hasil infeksi sekunder juga bisa terlihat di mukosa usus yang rusak dan tidak elastis lagi.

Dokumentasi pribadi

Dokumentasi pribadi

Untuk memastikan penyebabnya perlu dilakukan uji laboratorium. Hal ini menjadi pembeda antara Malaria Unggas sebenarnya yang disebabkan oleh Haemoproteus sp. atau Leucocytozoon.

Hal yang perlu dicermati adalah Malaria-like Disease ini berbeda dengan Malaria pada manusia. Malaria-like Disease ini tidak hanya berpotensi di Indonesia bagian timur tetapi di seluruh wilayah Indonesia yang memiliki iklim tropis. Maka, bagi Anda yang memiliki ternak ayam baik dalam skala kecil atau besar menjadi penting pada saat-saat cuaca seperti ini untuk melakukan pencegahan dengan cara mengontrol vector pembawa penyakit di sekitar kandang, yaitu nyamuk Simulium dan Culicoides. Lakukan penyemprotan menggunakan desinfektan di dalam dan sekitar kandang, bersihkan semak-semak dan genangan air yang menjadi sarang nyamuk, serta tambahkan vitamin pada ayam Anda untuk menjaga daya tahan tubuhnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline