Lihat ke Halaman Asli

Fani abidin

Mahasiswa IAIN JEMBER

Si Corona Merebak Tempat Ibadah

Diperbarui: 25 Maret 2020   01:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Mengenai tentang virus corona dari penjabaran yang saya nukil dari beliau  seorang guru yang "alim allamah". Bahwa fatwa yang sudah banyak dan dalil sudah menumpuk-numpuk. 

Ada yang fiqih oriented, mengedepankan iktiar dan kehati-hatian, hingga tak jelas. Apakah sangking qodariahnya atau "ketakutan" ada juga yang pasrah opo jare gusti allah, sehingga tidak jelas juga, apa sangking jabariahnya kurang gamblang terhadap pemahaman.

Hikmahnya di balik itu, umat menjadi semakin pengetahuan baik dari madzhab berjaga-jaga maupun dari madzhab pasra yang jaga-jaga mengikuti peraturan dari pemerintah. 

Sangat loyal sekali, hingga membolehkan, bahkan menganjurkan ummat islam tidak sholat jum'at, tidak sholat jama'ah di masjid. Karena yang di larang oleh madzhab korona adalah ngumpulnya. 

Tak peduli ngumpul mubah, maksiat atau ngumpul ibadah. Masing-masing harus melakukan sosial distarcing. Dari dalil-dalil mereka antara lain:

1. tidak boleh ada bahaya menimpa diri sendiri atau membahayakan orang lain. 

2. umar bin al-khattab tidak mau masuk damaskus yang sudah terpapar wabah penyakit. Ketika di tegur, umar malah memberontak, dan mengeluarkan fatwanya "min qodarillah illa qodarillah" ( saya lari dari takdir allah menuju takdr allah) 

3. ada yang mengatakan riwayat, bahwa nabi muhammad saw. Tidak mau berjabatan tangan dengan pria terpapar penyakit kala prosesi bai'ah al-ridwan.

4. dan ada yang mengatakan riwayat, bahwa beliau juga melarang istrinya, aisyah mengunjungi ayahnya, abubakar yang sedang demam tinggi.

5. Qoidah fiqhiyah yang mengedepankan prespektif (dar al-mafasid).

Memilih tidak jum'atan dan tidak jama'ah memang benar, akan tetapi nampak kurang percaya terhadap jaminan perlindungan keamanan yang di berikan nabi muhammad saw. Kurang punya gairah yang di guyurkan oleh tuhan di dalam masjid.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline