Lihat ke Halaman Asli

Jodoh Ada di Tangan Anda

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mencari pasangan di internet bukan lagi hal yang aneh.

Tahun 2011. Saya akan sangat keheranan jika di tahun setua ini masih saja ada orang yang tidak pernah mendengar istilah "internet." Perkara dapat mengaksesnya atau tidak, itu urusan lain. Sejak mengenal internet, saya jarang menanyakan jika ada seorang kawan mengetahui sesuatu yang saya tidak tahu. Bisa jadi, ia menggunakan internet lebih sering ketimbang saya, sehingga ia tahu lebih banyak hal. Mungkin tidak semua hal dapat ditemukan di internet, tetapi banyaknya hal yang dapat ditemukan di internet adalah hal yang sangat sulit dihitung, banyak sekali. Salah satunya, jodoh.

Setiap manusia diciptakan berpasang-pasangan. Banyak orang meyakini frasa klise itu. Saya tak membenarkan, juga tak menyangkalnya. Hanya saja, jodoh yang dipercaya sebagai urusan Tuhan tidak serta-merta muncul saat kita bangun tidur di pagi hari. Tidak juga datang tiba-tiba di hadapan kita saat sedang berjalan sendirian di malam hari. Itu hanya terjadi dalam film! Saya meyakini jodoh sebagai hal yang diusahakan, bukan keajaiban dengan mantra bim-salabim-aba-kadabra.

Mencari pasangan di internet bukan lagi hal yang aneh. Jangankan mencari pasangan, mengirim undangan pernikahan pun dapat dilakukan via internet, e-invitation. Meski banyak yang meragukan pencarian jodoh melalui internet karena maraknya penipuandalam dunia maya, tak sedikit pasangan yang berhasil karenanya. Ini bukan perkara dari mana Anda mendapatkan pasangan, tetapi bagaimana Anda mengusahakannya dengan baik.

Selera

Jika Anda memang berniat mencari jodoh di internet, hindari media sosial seperti Facebook, Twitter, atau Google+. Anda memang bisa bertemu dengan siapa saja di media sosial, tetapi tingkat keamanannya cenderung meragukan. Bergabunglah dengan situs-situs yang memang dibuat khusus sebagai ajang perjodohan. Berbagai situs tersebut terbilang jauh lebih aman karena termoderasi dan lebih bersifat privat.

Dalam situs-situs itu, Anda dapat mencari pasangan sesuai dengan yang Anda inginkan. Mulai dari usia, jenjang pendidikan, hobi, hingga warna kulit. Cukup ketikkan tipe-tipe yang Anda kehendaki, maka mesin pencarian situs akan menampilkan sosok-sosok yang sesuai.

Setelah menemukan pilihan, maka tahap selanjutnya yang lumrah terjadi ialah saling mendekatkan diri satu sama lain, baik dengan chatting atau bertukar nomor telepon sebelum memutuskan untuk bertemu. Saat kopi darat, istilah pertemuan orang-orang yang berkenalan di internet, biasanya adalah saat yang paling menentukan adanya pertemuan kedua atau disudahi saja karena tidak sesuai selera. Ya, internet memang memudahkan segalanya. Cukup gerakan mouse dengan tangan Anda, lalu klik. Voila! Jodoh kini ada di tangan Anda.

Waspada

Kemudahan-kemudahan yang didapat dari internet bukan berarti tanpa risiko. Suatu kali, saya membaca berita di situs milik BBC. Seorang duda bernama Philip Hunt mengenal seorang wanita yang mengaku bernama Rose dan berasal dari Nigeria pada Desember 2008. Mereka melanjutkan komunikasi melaui e-mail dan sms yang lebih intim. Keduanya pun mulai saling menceritakan kehidupan masing sampai suatu hari Rose mengaku mengidap malaria.

Rose meminta bantuan uang untuk pengobatan yang sekonyong-konyong dituruti oleh Hunt. Pria ini rela berutang sana-sini demi membantu wanita pujaannya yang belum pernah ia temui. Ternyata, Rose dan penyakitnya hanyalah tokoh fiktif. Hunt, yang tertipu hingga 82.000 pounds (lebih dari satu milyar), mengalami depresi lalu memutuskan bunuh diri. Ironi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline