Lihat ke Halaman Asli

Nadia Farah

Mahasiswa

Social Learning Theory

Diperbarui: 2 Desember 2016   07:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

 Social learning theori atau biasa disebut teori pembelajaran sosial, adalah sebuah teori yang dikembangkan  oleh Albert Bandura, seorang psikolog Amerika yang lahir pada 1925. Ketika para behaviouris melihat lingkungan sebagai motif utama pertumbuhan, pembelajaran sosial atau kognisi sosial percaya bahwa dorongan utama perkembangan bersumber dari orang. 

Pembelajaran sosial klasik menyatakan bahwa orang-orang belajar perilaku sosial yang sesuai dengan mengobservasi dan mengimitasi model yang mereka lakukan dengan melihat orang lain. Proses ini dikenal dengan istilah modeling atau pembelajaran observasional. Orang-orang memulai untuk melanjutkan pelajaran mereka dengan memilih model yang akan ditiru, katakanlah orang tua atau pahlawan olahraga. Mengimotasi model adalah elemen paling penting dalam hal bagaimana si anak  belajar bahasa, berhadapan dengan agresi, mengembangkan perasaan moral dan belajar perilaku yang sesuai dengan gendernya.

Perilaku spesifik yang diimitasi seseorang tergantung kepada apa yang diterima sebagai nilai dalam budaya mereka. Apabila semua guru dalam sekolah Charlos adalah wanita, kemungkinan anak laki-laki tidak akan mengimitasi perilaku mereka, yang mungkin dianggapnya sebagai “kurang jantan”. Akan tetapi, jika ia bertemu dengan guru pria, ia mungkin akan mengubah pandangannya berkenaan dengan nilao mrnjadikan guru srbagai model. Analisis perilaku terapan merupakan kombinasi perilaku yang tidak fiinginkan  dan memotivasi perilaku yang diinginlan secara sosial.

Teori pembelajaran terbaru Bandura (1989) disebut dengan teori kognitif sosial. Perubahan dari satu nama ke nama yang lain ini merefleksikan meningkatnya penekanan Bandura atas respon kognitif terhadap presepsi sebagai sesuatu yang mendasar dalam perkembangan. Proses kognitif terjadi saat seseorang mengamati sosok model, mempelajari “kepinginan” perilaku dan secara mental menyatukan kepinginan-kepinginan tersebut ke dalam sebuah pola perilaku baru yang kompleks. Rita misalnya. Mengimitasi teknik berjalan jinjit  dari guru tarinya, tetapi mengikuti langkah-langkah tarian si Charmen, salah satu murid senior. Walaupun demikian, dia mengembangkan gaya tariannya sendiri dengan mengolah semua hasil pengamatan menjadi pola baru dalam menari.

Melalui unpan balik atas perilaku mereka, secara gradual anak-anak membentuk standar untuk menilai tindakan mereka sendiri dan menjadi lebih selektif dalam memilih model yang mengilustrasikan standar tersebut. Mereka juga mulai mengembangkan rasa self-efficacy (kecakapan diri) atau kepercayaan diri bahwa mereka memiliki karakter yang mereka butuhkan untuk sukses.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline