Lihat ke Halaman Asli

Bahasa Jawa VS Anak Muda

Diperbarui: 17 Juni 2015   23:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Bahasa adalah suatu pengantar dalam berkomunikasi antar manusia bahkan antar budaya satu dengan yang lain. Bahasa adalah suatu hal yang penting yakni, tidak hanya dalam berkomunikasi akan tetapi dalam berbudaya di masyarakat yang multikultur ini. Kemampuan berbahasa adalah point penting bagi kita semua jika kita ingin banyak mengetahui berbagai macam pengetahuan. Bukan hanya pengetahuan yang menggunakan bahasa Indonesia, bahasa inggris atau bahasa-bahasa daerah yang sudah kita kuasai. Namun, bahasa-bahasa asing yang dimana kita dapat mempelajari beragam pengetahuan mulai dari bahasanya sendiri kemudian, budaya hingga kebiasaan-kebiasaan yang diterapkan di negara-negara asing.

Bahasa jawa adalah salah satu ragam bahasa di Indonesia yang kini mulai terkikis keberadaannya. Sangat disayangkan sekali bahasa jawa yang mengajarkan tata krama kepada sebaya, orang di atas kita dan orang tua. Tingkatan bahasa jawa digunakan untuk membedakan bahasa kita terhadap lawan bicara kita yakni anak-anak, sebaya dan orang tua.

Tingkatan bahasa jawa terbagi atas 3 kelompok utama yakni bahasa ngoko, bahasa madya dan bahasa krama.

1.Bahasa ngoko adalah bahasa jawa yang diterapkan kepada anak dengan anak misalnya : kowe aja dolen wae (kamu jangan main saja).

2.Bahasa Madya adalah bahasa jawa yang diterapkan dalam pergaulan tengahan, yaitu bahasa jawa yang dipergunakan pada mereka yang seumuran, setingkat, dan status sosialnya. Misalnya : kowe durung mangan menjadi panjenengan dalem dereng dhahar.

3.Bahasa Krama adalah bahasa jawa yang diterapkan kepada murid dengan guru, anak dengan orang tua dll. Misalnya : kulo dereng nedho.

Bahasa krama diperhalus lagi disebut krama inggil. Biasanya krama inggil ini digunakan untuk menghormati orang lain dan merendahkan diri sendiri. Misalnya : Bapak tindak dhateng Jakarta dinten kamis.

Dengan memperhatikan tatanan bahasa yang ada dalam bahasa jawa maka kita dapat membedakan bahasa kepada lawan bicara kita. Sehingga tingkat kesantunan dalam berbahasa di dalam bahasa jawa sangatlah diperhatikan.

Bahasa jawa jaman sekarang sudah tidak begitu digunakan terutama oleh kaum muda. Hanya saja bahasa yang mereka gunakan adalah bahasa kepada sebaya. Sehingga banyak kaum muda masa kini yang tidak memiliki tata krama teradap orang yang lebih tua dari padanya. Padahal bahasa jawa adalah bahasa yang indah sangat disayangkan jika luntur begitu saja. Kecenderungan kaum muda menggunakan bahasa Nasional karna mungkin takut dibilang kuno kalau menggunakan bahasa jawa. Disamping itu peran orang tua sangatlah penting untuk mengajarkan bahasa jawa kepada anak-anaknya sehingga keunikan dan kekhasan bahasa jawa tetap terjaga. Apalagi bahasa adalah keseharian jika, diterapkan dalam kehidupan sehari-hari maka akan mudah masuk di otak anak-anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline