Lihat ke Halaman Asli

Ndharu Sheto

Mahasiswa

MMD UB 809 Universitas Brawijaya Mengangkat Pertanian Desa Lewat Hidroponik NFT dan DFT Desa Dolopo

Diperbarui: 20 Agustus 2023   17:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pertanian telah lama menjadi pilar penting dalam ekonomi dan ketahanan pangan suatu negara. Namun, dengan perkembangan teknologi dan semakin terbatasnya lahan pertanian, munculnya metode pertanian alternatif seperti hidroponik telah menjadi solusi yang menarik. Di Desa Dolopo, sebuah inisiatif inspiratif telah dilakukan oleh mahasiswa dari Universitas Brawijaya (UB), yang bekerja sama dengan perangkat desa, untuk memperkenalkan sistem hidroponik NFT (Nutrient Film Technique) dan DFT (Deep Flow Technique) guna mengangkat sektor pertanian desa.

Desa Dolopo, terletak pada Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun, Provinsi, selama ini telah mengandalkan pertanian tradisional dalam mendukung kehidupan masyarakatnya. Namun, dengan perubahan iklim dan tantangan lahan, semakin penting untuk mempertimbangkan alternatif pertanian yang lebih efisien dan berkelanjutan. Di sinilah peran mahasiswa UB berperan.

Dalam proyek ambisius ini, mahasiswa UB bekerja sama dengan perangkat desa dan komunitas lokal untuk membangun sistem hidroponik NFT dan DFT. Sistem hidroponik NFT dan DFT adalah metode pertanian yang revolusioner, di mana tanaman tumbuh tanpa menggunakan tanah, melainkan dalam larutan nutrisi yang diberikan secara teratur. Sistem NFT melibatkan aliran cairan nutrisi tipis di sepanjang akar tanaman, sedangkan sistem DFT melibatkan tanaman yang tumbuh dalam air yang bergerak perlahan di atas permukaan. 

Kelebihan utama dari kedua sistem ini adalah efisiensi air dan nutrisi yang tinggi, serta hasil panen yang lebih cepat dibandingkan dengan metode pertanian konvensional.. Pendekatan ini memiliki potensi untuk meningkatkan hasil panen, menghemat air, dan mengurangi penggunaan pestisida, sekaligus memberikan cara alternatif bagi pertanian di lahan yang terbatas.

Prosesnya dimulai dengan mahasiswa memberikan pelatihan tentang prinsip dasar hidroponik sederhana kepada Ibu -- ibu PKK Desa Dolopo. Mereka membagikan pengetahuan tentang pengaturan sistem, pilihan tanaman yang cocok, manajemen nutrisi, dan teknik perawatan yang tepat.

Selain itu, mahasiswa juga membantu dalam perakitan dan instalasi sistem hidroponik di beberapa lokasi di desa.Inisiatif ini memiliki nilai lebih dari sekadar pertanian. Kolaborasi antara mahasiswa dan komunitas lokal menciptakan hubungan positif yang saling menguntungkan. 

Mahasiswa mendapatkan wawasan tentang tantangan nyata yang dihadapi petani desa dan belajar bagaimana teknologi dapat disesuaikan dengan kebutuhan lokal. Di sisi lain, komunitas desa mendapatkan akses ke pengetahuan dan teknologi baru yang dapat mengubah cara mereka berkebun dan menghasilkan makanan.Hal ini tidak hanya meningkatkan ketersediaan makanan yang sehat di desa, tetapi juga memberikan inspirasi untuk menciptakan model pertanian berkelanjutan di desa-desa sekitarnya.

Inisiatif mahasiswa UB dalam membantu perakitan hidroponik NFT dan DFT di Desa Dolopo adalah contoh nyata bagaimana pendidikan tinggi dapat berperan aktif dalam mendorong inovasi dan pembangunan berkelanjutan di tingkat lokal. Melalui kolaborasi yang erat antara mahasiswa, perguruan tinggi, dan masyarakat, potensi teknologi dapat diterjemahkan menjadi solusi praktis yang memberi dampak positif bagi kehidupan sehari-hari masyarakat pedesaan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline