Lihat ke Halaman Asli

Di Balik Masih Eksisnya Partai Golkar Sampai Saat Ini

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Salam Kompasiana di mana berada, hari ini saya tertarik untuk membahas partai golkar yang sekarang di ketuai ARB, saya ingin cerita sedikit pengalaman pribadi di sekitar keluarga sendiri waktu zaman pemilu pertama kali saya mencoblos, saya masih ingat saat itu baru kelas 3 SMA dan TPS nya ada di rumah Kakak Ibu kandung saya. Waktu itu partai golkar benar-benar sangat berkuasa seingat aku dikala itu orang kalau melihat partai PPP berkampanye itu seperti Negara ini mau diganti dengan NII sewaktu mereka menang dan kalau partai PDI berkampanye seperti preman jalanan yang berkuasa he………itu sih kata om, ayah, budhe dan pokoknya keluarga besar kami.

Aku kalau ingat jadi geli sendiri………sebenarnya kala itu saya tak mau di arahkan oleh, orang tua dan pakde dan budhe untuk memilih partai Golkar, tapi mereka menakut-nakuti, kalau kamu tak mencoblos golkar nanti orang tua kamu dua-duannya di pecat dari PNS he………..gila bener belum tahu sih waktu itu. Dan mereka juga bilang apa yang saya makan setiap harinya berasal dari Negara jadi saya harus mendukung partai Golkar.

Jadi kenapa partai Golkar sampai sekarang masih ada yang melirik padahal jelas-jelas partai orba yang ikut menitipkan hutang pada anak cucu yang harus kita tanggung semua sampai sekarang. Karena memang masyarakat kita masih yang goblok. Saya masih ingat, walau orang tua saya dua-duanya PNS dan keluarga besar saya juga PNS tapi hanya satu kali saya mendukung partai Golkar itu saja paksaan dari saudara. Kenapa saya bilang generasi orba tidak baik, ya karena memberi pembelajaran politik yang membodohi masyarakat, bukannya menyadarkan maasyarakat tentang arti demokrasi yang sesungguhnya.

Kenapa masih banyak pendukung partai ini ? ya karena Soeharto dan partai ini selalu melakukan pembunuhan karakter bagi lawan-lawan politik dengan segala fitnah karena adanya penggulingan kekuasaan atau ingin menjadikan Negara ini kalau nggak NII ya Sosialis, jadi masyarakat dulu tidak suka dengan para pemuka partai saingan seperti PDI dan PPP di kala itu. Jadi benar-benar masa orba itu penanaman nilai pada seseorang sangat kuat tentang hal yang salah kaprah, jadi jangan heran kalau pendukung partai ini masih banyak dan kebanyakan dari kalangan PNS atau birokrat yang berusia sudah 60 – 70 tahun sebagai tonggaknya. Apalagi kalau ada PNS atau Birokrat saat itu yang menjadi DPR atau DPRD, jangan heran kalau di daerah itu pasti menjadi basis partai ini seperti keluarganya Atut, Pak KPK masih buanyak lagi seperti itu dan saya yakin itu.

Kebanyakan dari kalangan muda keluarga besar kami setelah menjadi mahasiswa pasti berpindah ke partai yang sangat tegas menegakkan : Pancasila, UUD 45, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI. Karena bagi kami sebagai bangsa yang mencintai pahlawannya pasti sampai mati mendukung 4 pilar ini dan partai yang mendukung 4 pilar ini sangat jelas. Jadi dalam keluarga besar kami kalau ada pertemuan pasti ramai dan saling ejek masalah partai dan presiden, tapi keluarga kami tetap solid walau berbeda-beda partai. Kenapa om, bulik, budhe kami masih mencintai partai warna kuning ini ? karena mereka masih percaya kalau yang member gaji mereka adalah partai ini.

Orang-orang setingkat PNS dan Birokrat saja masih berpikir seperti itu apalagi warga kampong yang saat ini berumur antara 60 – 70 tahun ya pasti lebih parah dan nggak kaget kalau masyarakat luar jawa masih banyak yang mendukung partai berwarna kuning ini. Kalau angkatan sekarang atau 1 sampai 3 pemilu yang lalu masih ada orang Indonesia yang mendukung partai ini harus memeriksakan diri ke spikiater kalau tidak mungkin sudah gelap mata. Selama 32 tahun berkuasa partai ini harus ikut bertanggung jawab atas hutang luar negeri yang harus di tanggung anak cucu, pendidikan politik yang salah pada masyarakat harus mereka pikirkan, belum lagi pembodohan pada pendidikan di kala itu yang dilakukannya pada masyarakat.

Semoga tulisan ini bisa mengingatkan teman-teman akan keburukan orde lama tentang bangsa ini, jadi kalau Anda masih mau mendukung orang-orang dari rezim orde baru, berarti Anda salah satu masyarakat Indonesia yang tak mau ikut merubah bangsa ini kedepan lebih maju karena Anda adalah masih bagian orang yang ingin mempertahankan masa pembodohan. Masyarakat saat ini yang dianggap masyarakat cerdas adalah masyarakat yang sudah tahu bahwa birokrasi Indonesia sangat korup dan selalu merugi dalam usaha apapun tak terkecuali pelayanan masyarakatnya seperti PNS dan yang lainnya. Dan kita harus mendidik masyarakat biar paham bahwa mereka semua mendapat makan dari seluruh masyarakat Indonesia lewat pajak dan lainnya kalau sampai mereka masih korupsi dan member pelayanan jelek pada masyarakat, benar-benar mereka memakan darah rakyatnya sendiri.

Maka kita semua harus memberi pendidikan yang benar pada masyarakat dan menyadarkan mereka semua tentang hal ini, kalau masih banyak warga kita yang ingin menjadi PNS atau birokrat karena berpikir mereka nantinya bisa kerja santai tanpa ada tekanan dengan gaji tinggi itu salah pemerintah. Sangat kasihan sekali semua masyarakat Indonesia yang kerja di pabrik, karyawan di perusahaan Tiongkok, korea, Jepang terlambat saja harus ketakutan karena gajinya bisa di potong, apalagi sampai di pecat. Dan lebih kasihan lagi TKW yang harus kerja di luar negeri dengan nyawa taruhannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline