Lihat ke Halaman Asli

Dilema Kelas Menengah Mencari Asisten Rumah Tangga (ART)

Diperbarui: 27 Agustus 2020   09:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Jaman terus berganti, istilahpun berganti. Salah satunya adalah istilah ART atau asisten rumah tangga, istilah yang mungkin generasi tahun 80 dan 90 an belum ada karena dulu hanya disebut pembantu rumah tangga atau bahasa kasarnya babu atau rewang. Pada era sekarang pembantu rumah tangga sudah naik tingkat, bukan lagi pembantu tapi sudah menjadi asisten. Yah, biar mirip seperti asisten pelatih sepak bola, asisten cheff, asisten direksi, dll. 

ART juga masih dibagi menjadi beberapa spesialis, ada bagian mengurus anak atau biasa disebut baby sitter, bagian mengurus lansia, bagian mengurus taman, bagian bersih - bersih atau bagian hanya disuruh-suruh. Sekarang punya spesialis dengan gaji berbeda beda pula, jarang sekali sekarang ART bekerja multitasking pengerjakan semua kegiatan rumah tangga.

Bahkan sekarang seperti ada kasta bagi pekerjaan ATR, jika jaman tahun 90 an hanya ada pembagian pembantu rumah tangga di luar negeri atau TKW dan pembantu rumah tangga di dalam negeri. Sekarang ada kelas ART yang sedang tren, yaitu ART artis, ART artis sekarang adalah impian dari semua ART di negeri ini. 

Sejak merebaknya media sosial seperti instagram dan youtube volg kehidupan artis-artis, beberapa artis banyak yang memanjakan ART dengan fasitilas luar biasa. Bahkan take home pay mereka mungkin lebih besar dari pekerja pabrik, beberapa juga ada yang diajak umroh gratis, makan enak, bahkan kadang ikut vlog dan syuting.

Bukan hanya ART artis-artis yang pamer kehidupan mereka di medsos, ART luar negeri juga sekarang sudah banyak yang menjadi vloger. Pamer kehidupan diluar negeri, bisa beli macam-macam diluar negeri, perawan wajah, dll. Daripada itu dunia ART seperti mengharuskan dengan standar ART artis atau ART luar negeri. 

Banyak ART lokal yang menuntut ini itu kepada bos nya, apalagi jika ART tersebut juga memiliki media sosial. Bisa dijamin ART tersebut tidak akan bertahan lama jika diperlakukan dengan biasa-biasa saja dangan gaji standar pembantu lokal, paling-paling hanya nunggu THR lebaran, pulang kampung trus tidak balik lagi.

Kondisi dunia Asisten Rumah Tangga seperti saat ini sangat memukul ekonomi bagi keluarga menengah kebawah, dimana pasangan suami istri harus bekerja. Mereka harus membayar jasa ATR untuk mengurus anak dan membantu membereskan pekerjaan rumah. 

Selain standar gaji ART yang semakin tinggi, mereka juga harus menyediakan berbagai fasilitas seperti smartphone, uang pulsa, mesin cuci, motor untuk belanja, dll. Karena dalam dunia informasi ART sekarang lebih mudah membanding-mandingkan gaji dan fasilitas yang diperoleh dari masing-masing bos mereka. Bahkan ada persaingan saling pamer fasitilas dimedia sosial.

Sekarang semakin lama semakin sulit mencari ART untuk rumah tangga kelas menengah karena standar yang gaji yang tinggi. Belum lagi sekarang ART yang mau dikasih hanya satu pekerjaan, hanya mengurus anak atau bersih-bersih. 

Sudah sangat jarang ada ART mau melakukan semua pekerjaan rumah dan mengurus anak. Kondisi seperti ini tentu sangat menjadi dilema bagi kelas ekonomi menengah kebawah. Biasanya keluarga bingung dalam mengurus anak, akanlah istri akan resign dari pekerjaan untuk menjadi ibu rumah tangga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline