Lihat ke Halaman Asli

Perang Hari: Bagaimana Otak Anda Mengolah Jumat vs Senin

Diperbarui: 21 Juli 2023   07:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

source :madrito

Seiring dengan suara alarm handphone yang menyayat pagi, Anda merasa berat untuk bangkit dari tempat tidur. Perasaan berat dan malas membuka mata, seperti ada beban berat yang menekan. Itu bukan lagi rahasia umum, itu adalah Senin.

Namun, bagaimana dengan Jumat? Ah, aroma kopi pagi terasa lebih nikmat, dan hari tampaknya lebih cerah. Ada semacam optimisme yang mengisi udara, membuat setiap detik terasa berharga. Begitu banyak orang yang merasakan hal yang sama, tetapi pernahkah Anda bertanya mengapa?

Mari kita bongkar apa yang sebenarnya terjadi dalam otak kita. Ada empat bias kognitif yang berperan di sini: Availability Heuristic, Anchoring Bias, Confirmation Bias, dan Optimism Bias.

Availability Heuristic adalah kecenderungan kita untuk menganggap sesuatu sebagai lebih penting atau umum berdasarkan seberapa mudah kita dapat memikirkannya. Inilah sebabnya mengapa kita cenderung mengingat pengalaman negatif pada hari Senin—seperti lalu lintas yang padat atau rapat yang panjang—dan mengaitkannya dengan keseluruhan pengalaman kita pada hari itu. Sementara itu, memori positif pada hari Jumat—seperti kumpul bersama teman atau menikmati malam santai di rumah—menonjol dalam pikiran kita dan mempengaruhi persepsi kita tentang hari tersebut.

Anchoring Bias adalah kecenderungan kita untuk bergantung pada informasi awal sebagai "jangkar" dalam membuat keputusan dan penilaian. Jika kita biasanya memulai hari Senin dengan perasaan lelah dan malas, perasaan itu bisa menjadi "jangkar" yang mempengaruhi persepsi kita tentang sisa hari itu. Sebaliknya, jika kita memulai hari Jumat dengan perasaan gembira dan optimis, itu dapat mempengaruhi bagaimana kita melihat dan merasakan hari tersebut.

Jika kita biasanya memulai hari Senin dengan perasaan lelah dan malas, perasaan itu bisa menjadi 'jangkar' yang mempengaruhi persepsi kita tentang sisa hari itu

Kemudian, ada Confirmation Bias, kecenderungan kita untuk mencari, menafsirkan, dan mengingat informasi yang mendukung pandangan pribadi kita. Jadi, jika kita percaya bahwa Senin adalah hari yang buruk, kita akan lebih cenderung mencari dan memfokuskan pada informasi yang mendukung pandangan ini—seperti e-mail kerja yang menumpuk atau tugas yang tampaknya tidak pernah berakhir. Di sisi lain, jika kita percaya bahwa Jumat adalah hari yang baik, kita akan mencari bukti yang mendukung pandangan ini—seperti perasaan lega setelah menyelesaikan pekerjaan atau antisipasi akhir pekan yang menyenangkan.

Terakhir, ada Optimism Bias, kecenderungan kita untuk percaya bahwa hal-hal positif lebih mungkin terjadi pada kita dibandingkan hal-hal negatif. Inilah sebabnya mengapa kita cenderung lebih optimis tentang hari Jumat dibandingkan hari Senin. Kita merasa bahwa Jumat penuh dengan kemungkinan dan peluang yang menyenangkan, sementara kita melihat Senin sebagai awal dari tantangan dan hambatan yang mungkin kita hadapi.

Jadi, seperti itulah cara bias kognitif kita mempengaruhi persepsi kita tentang waktu. Mereka membentuk cara kita melihat dan merasakan dunia, dan mereka adalah alasan mengapa Senin terasa begitu berbeda dari Jumat. Namun, dengan memahami ini, kita dapat belajar untuk melihat setiap hari dengan cara yang lebih realistis dan seimbang. Karena pada akhirnya, setiap hari adalah peluang baru untuk belajar, tumbuh, dan merayakan hidup. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline