Lihat ke Halaman Asli

Jika Penyiar Hilang Suara: Mati Gaya!

Diperbarui: 25 Juni 2015   09:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="aligncenter" width="400" caption="http://images03.olx.co.id/"][/caption]

Temen saya yang kebetulan berprofesi sebagai penyiar radio , udah satu minggu ini terserang batuk pilek, bahkan yang lebih parah lagi dia sampe kehabisan suaranya. Bisa dibayangin dong, yang namanya suara itu buat penyiar adalah aset paling berharga di atas segalanya, karena kalo gak ada suaranya gimana mau menghibur? gimana mau kerja ?

Awalnya dia hanya terserang flu biasa, sudah diobatin dan harusnya istirahat, tapi karena di kantornya sedang krisis penyiar dan berhubung tidak mau merepotkan rekan-rekannya diapun memaksakan diri untuk masuk. Padahal andaikata dia mau nurutin apa kata saya pasti udah sembuh, emang sih bawelnya ama saya 11 12 deh hihihih.

Saya udah sempet ingetin dia untuk istirahat minimal dua hari, mengingat ritme kerja yang dari jam 5 pagi sampe sore jam 3 dan perharinya dia punya jam siar rata-rata 4 sampe 5 jam. Namun sayang banget dia gak mau dengerin apa kata saya, ya akhirnya batuknya malah semakin menjadi dan yang paling "mengenaskan" adalah hari senin lalu suaranya jadi serak dan hampir hilang. Bahkan sampe saya nulis inipun suaranya belum bisa pulih 100 persen.

Ya saya mencoba mengerti mengenai tanggung jawab dia sebagai seorang penyiar, dan dia selalu bilang ke saya bahwa penyiar itu adalah pekerjaan yang tidak bisa ditunda. Artinya kalo kerja kantoran sih bisa dibawa pulang untuk dikerjakan di rumah, tapi kalo penyiar gak bisa kaya gitu. Kalopun terpaksa ijin, maka harus ada penyiar pengganti yang juga berkompeten untuk mengasuh acara yang ditinggalkan. Karena biasanya seorang penyiar itu sudah punya plot-plot tersendiri, yaitu punya acara sendiri yang diasuh tiap hari, jadi tidak semua penyiar bisa mengasuh semua program acara yang ada pada sebuah radio. Dan kalo penyiarnya ganti bisa jadi pendengar malah ada yang protes karena sudah terlanjur terbiasa mendengar suara penyiar aslinya.

Selain itu, menjadi seorang penyiar seperti sudah ada aturan tidak tertulis untuk "jangan sakit", apalagi sakitnya adalah batuk pilek yang berefek pada suaranya. Bayangin aja kalo penyiar sering pilek atau sering batuk, masak iya kita sebagai pendengar mau dengerin suara bindeng sama suara serak? Beda lagi lho kalo emang timbre suaranya udah gitu dari awal, jadi kalo emang dasarnya bindeng atau serak sih oke-oke saja, gak masalah.

Belum lagi banyak pendengar yang tidak mau tahu kondisi penyiarnya seperti apa, mereka maunya telpon diterima, sms dibaca dan lagunya diputer. Karena tujuan mereka mendengar radio itu untuk hiburan dan informasi bukan? Cuma kadang saya sendiri sebagai pendengar lupa  juga bahwa penyiar juga manusia he he he, kalo penyiarnya sakit  gimana mau memberikan informasi dan menghibur kalo kondisinya tidak mendukung? Tapi memang begitulah "tuntutan" tidak langsung dari pendengar, mereka hanya ingin mengetahui bahwa penyiar favoritnya itu dalam keadaan baik, ceria, bisa menghibur dan memberikan informasi yang mereka butuhkan.

Mungkin ini juga yang jadi pertimbangan kenapa temen saya meski sakit dan bahkan sampe suara hampir ilang tetep aja ngotot buat masuk kerja, dan tetep berusaha sebisanya untuk menghibur pendengarnya. Kalo biasanya dia banyak ngomong dan ketawa waktu siaran, sejak suaranya hampir ilang seminggu ini sedikit dikurangi. Meski begitu dia tetap berusaha tampil ceria dan komunikatif dengan pendengarnya saat di udara, walaupun setelah itu dia sedikit puasa ngomong dengan teman-teman kantor dan yang paling menyiksa katanya adalah gak bisa ngakak dengan bebas ha ha ha ha .

Tapi sebenernya ya kalo saya pribadi sih buat apa tetep nekat kalo kerjanya gak bisa maksimal. Saya aja yang dengerin dia ngomong ditelpon gak tega, karena keliatan banget tersiksa. Nah ini dia harus tetep bekerja memberikan hiburan dengan suara yang benar-benar mengenaskan deh buat didengerin. Yah apapun itu meski dia mati gaya karena suaranya ilang toh dia tetap berusaha untuk melaksanakan tanggung jawabnya untuk menghibur pendengarnya meski dengan suara yang menurut saya sih "menakutkan" hihihih. Dan buat temen saya semoga cepet sembuh dan suaranya bisa kembali seperti semula , terus bisa ngakak bareng saya lagi. Oh ya satu lagi buat semua yang udah baca jaga kesehatan baik-baik deh dan jangan sepelekan batuk pilek karena kalo suara ilang jelas bikin kita mati gaya juga khan?

Selamat berhari minggu dan salam sehat selalu :D




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline