Talasemia kini menggerogotiku...... [caption id="attachment_272814" align="aligncenter" width="482" caption="talasemia menggerogotiku..."][/caption] Ayi..,biasa orang memanggilku. . Saat aku dilahirkan ibuku , aku tumbuh dan berkembang seperti bayi-bayi normal lainnya. Sebagai anak pertama dan cucu pertama, aku berlimpah kasih sayang. Semua perhatian tercurah padaku. Bagaimana ibu dan bapak serta eyang-eyangku semua sayang padaku. apapun mereka peruntukkan dan berikan untuk kesenanganku. Namun...., Itu tak berlangsung lama. setelah aku berumur 5tahun, kurasakan badanku mulai sering lemas, wajahku pucat. Beberapa kali aku dibawa ke dokter...,dan hasil terakhir setelah aku cek darah adalah.... Aku menderita TALASEMIA MAYOR...!!!! Ya Tuhan...,berarti aku harus transfusi darah setiap satu bulan sekali. Sudah terbayangkan akan tak terhitung berapa jarum suntikyang menancap di badanku. Awal-awal aku takut dan stress...membayangkan betapa sakitnya setiap jarum suntik masuk ke dalam kulitku. Kulihat kedua orangtuaku sedih mendengar fonis dokter. Dan Talasemia mayor adalah talasemia yang tidak bisa ditolong lagi. Hanya tinggal menunggu waktu saat Tuhan memanggilku. [caption id="attachment_272875" align="aligncenter" width="500" caption="perutku..."][/caption] Dulu waktu kecil, kulitku putih bersih..,karna ibuku orang Padang. Namun dengan penyakit yang sekarang aku derita...,kulitku menjadi hitam. .....Saat ini aku sudah berusia 12 tahun. Lihatlah perutku yang keras dan membuncit. Selama ini aku menjalani transfusi darah setiap bulannya. Hingga aku dijuluki ...."Ayi si Drakula.." Entah sudah berapa banyak darah orang lain yang masuk dalam tubuhku...,sudah berapa banyak biaya yang dikeluarkan oleh ayah dan ibuku. Rasanya aku ingin cepat saja mati...., Agar mereka tak direpotkan lagi untuk mengurusku. Saat umurku 11 tahun, ibuku melahirkan adikku. kini aku punya adik. Senaaaang rasanya.... Tapi sejak itu ibuku menjadi terlalu sibuk dengan mengurus adik. Hingga aku sering dimarahi. Akupun tak tau apa penyebabnya. Seolah-olah ibu benci padaku karna perilakuku yang tak seimbang dengan usiaku, karna selama hidupku bergantung dan menyusahkannya saja. Aku tak bersekolah. Seharusnya aku sudah SMP kelas satu. Namun sepertinya tak ada sekolah yang mau menerimaku, karna aku nantinya akan sering bolos. Minimal 1 minggu setelah transfusi aku pasti tak bisa sekolah karena tubuhku bengkak-bengkak. Menyesuaikan dengan darah yang masuk. Untuk home schooling, orang tuaku tidak mampu karna biayanya mahal. Jadi aku hanya bermain saja di rumah.. kesal juga.. Bulan ini harusnya aku sudah transfusi. Namun aku sudah bolak-balik ke rumah sakit, penyediaan stock darahnya kosong. Karna sebulan kemarin mungkin orang-orang berpuasa dan berlebaran. Sehingga tak sempat mendonorkan darahnya... Ya Tuhaaaaannnnn....., Tubuhku makin terasa lemas, wajahku semakin pucat menguning...,perutku semakin terlihat membuncit. Ku terkapar pasrah pada Tuhan. Semoga saja masih ada para penderma yang merelakan darahnya untuk menyambung nyawaku. Rasanya aku ingin mati saja Tuhan.... Agar aku tak merepotkan semua orang... Aku buka-buka internet..... ku cari tau tentang penyakitku... ku klik, Talasemia...., ku baca...ternyataaa, Talasemia (thalassaemia) adalah penyakit cacat darah. Penyakit ini diwariskan dari keluargaku. Entah ayah atau ibuku mungkin memiliki kecacatan gen yang menyebabkan hemoglobin dalam sel darah merahku menjadi tidak normal. [caption id="attachment_272894" align="aligncenter" width="346" caption="gen ayah dan ibuku..."][/caption] Hemoglobinlah yang bertugas mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Oleh karena tubuhku kekurangan sel darah merah, maka aku sering merasa gelisah, hilang selera makan, seluruh badanku terlihat pucat karena hemoglobinku rendah (anemia), aku sering merasa lesu, sering sesak nafas apalagi jika hemoglobinku menurun. Dan juga tubuhku tak tumbuh berkembang dengan semestinya. Badanku sangat kurus.., kecil, sementara perutku buncit membusung. Yang menurut dokter, perut buncitku disebabkan oleh pembengkakan hati dan limpaku. Wajahku pun mulai berubah. Tulang muka, pipi dan rahangku menjadi tidak normal. Lama-lama aku jadi bosan juga harus transfusi setiap bulan. Karena ternyata sekarang dalam tubuhku malah terjadi pengumpulan zat besi di dalam organ pentingku seperti di hati, jantung, dan kelenjar endokrin dan akhirnya menyebabkan rusaknya fungsi organ-organ tersebut. Menurut dokter..,bisa saja aku disembuhkan dengan pemindahan sum-sum tulang belakang sekiranya ada dari keluargaku yang cocok. tapi....apakah mereka mau..?? Dan tanpa perawatan yang 'sempurna'...,dokter sudah memfonis bahwa aku akan meninggal di usia remaja... (berarti waktu hidupku hanya sebentar lagi...) Tuhaaaan.......,Aku hanya bisa pasrah..... Ketika Kudengar dokter berkata pada orang tuaku saat aku transfusi darah... "Tolong Bu..,sekarang berikan apa saja yang Ayi mau.....!"...suara dokter pun terdengar dengan nada pasrah... Aku tahu maksudnya....,bahwa dibalik kata-kata dokter tadi artinya umurku tak lama lagi... [caption id="attachment_272869" align="aligncenter" width="500" caption="ibu dan adikku.."][/caption] Kupandangi wajah adikku yang di gendong ibuku. Ku berdoa.... Ya Tuhaaaaan....,,jangan Kau wariskan cacat darah ini pada adikku...semoga adikku tetap tumbuh dengan sehat sebagaimana mestinya. Biarlah hanya aku saja yang menderita. Kasihan ayah dan ibuku jika adikku yang lucu harus mewarisi penyakit ini. Tuhan...,,berikanlah yang terbaik untuk Ayi... Berikanlah sedikit kekuatan disisa-sisa umur Ayi yang sebentar lagi akan menghadapmu. Sehatkanlah Ayi jika KAU berikan umur ku panjang...Namun.., Mudahkanlah Ayi dalam menghadapai sakaratul maut jika KAU berikan umur yang pendek. Maafkanlah atas semua salah dan dosa yang telah Ayi perbuat,,, Ayah...,ibu....,,Maafkan Ayi ya, ...Ayi hanya menyusahkan terus..., Ayi hanya membuat ayah dan ibu jadi sering bertengkar, gara-gara tak ada uang untuk berobat Ayi. Ayi hanya bisa berdoa semoga ayah dan ibu mendapat pahala dari Tuhan. Karna...., [caption id="attachment_272949" align="aligncenter" width="300" caption="Ku menunggu "saat" itu datang....."][/caption] Bukan keinginan Ayi untuk hidup sebagai penderita Talasemia Mayor....... ~~~~seperti diceritakan oleh Fachri Faher kepadaku..... Sabar, kuat, tawakal dan tetap berdoa ya sayang..,,,Tante hanya bisa mensupport di sisa akhir hidupmu....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H