Lihat ke Halaman Asli

Mengenal Lebih Jauh Sosok Sunan Ampel

Diperbarui: 23 Desember 2024   14:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar 1. Makam Sunan Ampel

SURABAYA -- Raden Rahmat atau yang lebih sering dikenal dengan sebutan Sunan Ampel merupakan salah satu penyiar agama islam. Beliau diperkirakan lahir pada tahun1401 di Campa dan tutup usia pada tahun 1841 di Demak. Sunan Ampel merupakan putra paling tua dari Maulana Malik Ibrahim. Beberapa sumber menjelaskan bahwa Sunan Ampel masuk ke pulau Jawa pada tahun 1443M Bersama dengan Sayid Ali Murtadho yang sejatinya adalah adik beliau.

Sunan Ampel atau Raden Rahmat merupakan salah satu anggota dari Sembilan wali atau yang kerab disebut Wali Songo. Wali Songo sendiri merupakan beberapa orang yang menyebarkan ajaran agama islam di pulau Jawa. Beberapa kalangan berpendapat bahwa Sunan Ampel merupakan bapak dari para wali karena mampu melahirkan para pendakwah nomor satu dipulau Jawa.

Selama perjalanan hidupnya, Sunan Ampel memiliki dua istri yaitu Dewi Karimah dan Dewi Candrawati. Ketika bersama dengan istri pertamanya Dewi Karimah, Sunan Ampel memiliki dua orang anak yaitu Dwi Murtasih yang juga menjadi istri dari Raden Fatah. Raden Fatah adalah sultan pertyama dari kerajaan Islam Demak Bintoro. Lalu anak keduanya adalah Dewi Murtasimah yang menjadi permaisuri dari raden Paku atau Sunan Giri. Sedangkan ketika bersama dengan Dewi Chandrawati, Sunan Ampel dikaruniai lima orang anak yaitu Siti Syare'at, Siti Mutmainah, Siti Sofiah, Raden Maulana Makdum Ibrahim atau Sunan Bonang, serta Syarifuddin atau Raden Kosim yang kemudian lebih banyak dikenal dengan sebutan Sunan Drajad.

Dalam proses penyebaran agama Islam di tanah Jawa, Sunan Ampel juga memberikan peninggalan bersejarah. Adanya peninggalan tersebut juga menjadi bukti adanya jejak penyebaran Islam di Nusantara. Beberapa peninggalannya yaitu Masjid Sunan Ampel, Masjid Rahmat Kembang Kuning, Masjid Jami' Peneleh, Kampung Arab dan Makam Sunan Ampel.
Dalam perjalanan dakwahnya Sunan Ampel memiliki metode dakwah yang terbilang cukup cepat dan singkat. Hal ini dikarenakan Sunan Ampel menggunakan metode Moh Limo atau tidak mau melakukan 5 hal tercela. Adapun filsafat metode Moh Limo sebagai berikut.
1. Moh main yang memiliki arti tidak mau berjudi
2. Moh ngombe yang memiliki arti tidak mau mabuk
3. Moh maling yang memiliki arti tidak mau mencuri
4. Moh madat yang memiliki arti tidak mau menghisap candu
5. Moh madon yang memiliki arti tidak mau berzina

Selama perjalanan hidup serta dalam proses penyebaran agama Islam, Sunan Ampel dikenal sebagai pribadi yang begitu peka terhadap adaptasi dengan lingkungan setempat. Cara yang ia terapkan adalah dengan menerima siapapun, baik itu dari kalangan bansawan maupun rakyat biasa yang ingin melakukan pembelajaran kepada beliau pada sebuah pesantren.
Itulah ulasan mengenai beberapa peninggalan milik Sunan Ampel. Selain bisa untuk beribadah, Anda juga bisa sekaligus belajar sejarah akan agama Islam di Nusantara.

Penulis: Risky Faridho
Prodi: Gizi
Universitas: UIN Sunan Ampel Surabaya
Organisasi: IPPNU PAK Imam Hambali

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline