Lihat ke Halaman Asli

nazwaputri

Mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Gorontalo

Kepribadian dalam Berbagai Budaya : Bagaimana Latar Belakang Memengaruhi Cara Kita Berperilaku

Diperbarui: 16 Desember 2024   19:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar Berbagai Budaya ( https://pin.it/7lQEeCaqV )

"Kepribadian dalam Berbagai Budaya : Bagaimana Latar Belakang Memengaruhi Cara Kita Berperilaku"

Nazwa Nurfani Putri, Sri Wahyuningsi M. Polinggapo, S.Psi., M.Psi. Psikolog

Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo

Dalam kehidupan, manusia sebagai individu tentunya tidak lepas dari kerangka pembicaraan kepribadian, konsep diri, dan bagaimana budaya dalam kehidupan manusia tersebut. Dalam membentuk individu yang utuh, budaya, kepribadian dan juga konsep diri dapat saling mempengaruhi satu sama lain sehingga menghasilkan tujuan akhir bekerja untuk menyatukan beberapa aspek ke dalam suatu proses. Apakah anda pernah bertanya-tanya mengapa orang dari berbagai budaya memiliki perilaku dan kepribadian yang berbeda? Faktor budaya memainkan peran yang sangat penting dalam membentuk kepribadian suatu individu. Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana latar belakang budaya dapat mempengaruhi perilaku manusia dengan cara yang dapat mudah dipahami dengan didukung oleh referensi terpercaya.

Budaya Sebagai Landasan Perilaku 

Kebudayaan adalah segala hal yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat, dan kebiasaan yang dihargai dalam suatu masyarakat. Budaya tidak hanya dapat mempengaruhi cara suatu individu melihat dunia, tetapi juga dapat memengaruhi cara kita untuk berinteraksi dengan orang lain. Misalnya seperti dalam budaya kolektivistik seperti Jepang, harmoni dalam suatu kelompok sangat penting. Namun sebaliknya, dalam budaya individualistik seperti Amerikat Serikat lebih mementingkan kebebasan individu dan pencapaian pribadi.

Menurut Deddy Mulyana (2004), kebudayaan menjadi panduan hidup, tetapi hanya akan berarti jika individu percaya pada nilai-nilai yang diwariskan oleh leluhur. Kessing (2000) juga menjelaskan bahwa kebudayaan terbentuk lewat interaksi panjang antara individu, yang dapat menciptakan nilai dan kebiasaan yang sesuai dengan kelompok sosial mereka. Dengan kata lain, kebudayaan dapat  berkembang seiring waktu melalui proses sosial yang terus berjalan.

Kolektivistik vs. Individualistik 

Salah satu perbedaan yang cukup besar dalam suatu budaya di seluruh dunia adalah orientasi kolektivistik vs individualistik. Dalam Budaya Kolektivistik sangat menekankan kerja sama, kesatuan keluarga, dan tanggung jawab sosial. Orang-orang dalam budaya kolektivistik ini cenderung memprioritaskan kebutuhan suatu kelompok dibandingkan kebutuhan pribadi. Contohnya, banyak negara Asia, Afrika dan Amerika latin mendorong nilai-nilai seperti rasa hormat, kesopanan, dan pengorbanan untuk komunitas. Sedangkan dalam Budaya Individualistik lebih menghargai otonomi dan juga ekspresi diri. Di negara-negara seperti Amerika Serikat, Kanada, dan Australia, kepribadian yang kuat, berani, dan mandiri sering kali dihargai, yang dimana hal tersebut dapat memengaruhi cara seseorang untuk bersosialisasi, mengambil suatu keputusan, dan bagaimana individu tersebut memandang suatu keberhasilan.

 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline