Lihat ke Halaman Asli

Penggunaan Bahasa Indonesia Baku Dikalangan Mahasiswa dan Masyarakat

Diperbarui: 13 November 2024   21:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Penggunaan Bahasa Indonesia Baku di Kalangan Mahasiswa dan Masyarakat: Tantangan dan Pentingnya Penguatan

Jakarta, 13 November 2024 Penggunaan bahasa Indonesia baku di kalangan mahasiswa dan masyarakat masih menjadi topik yang menarik perhatian berbagai kalangan. Bahasa Indonesia baku, yang diatur oleh Pusat Bahasa melalui Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), merupakan bentuk bahasa yang sesuai dengan kaidah tata bahasa dan ejaan yang benar. Meskipun bahasa Indonesia baku memiliki peran penting dalam komunikasi formal dan pendidikan, realitas di lapangan menunjukkan bahwa banyak mahasiswa dan masyarakat yang lebih sering menggunakan bahasa gaul atau bahasa sehari-hari dalam percakapan sehari-hari.


Di kalangan mahasiswa, bahasa Indonesia baku seharusnya menjadi kewajiban, terutama dalam konteks akademik dan penelitian. "Bahasa Indonesia baku adalah salah satu syarat utama dalam penulisan karya ilmiah, seperti skripsi, tesis, dan jurnal. Hal ini untuk memastikan bahwa pesan yang disampaikan dapat dipahami dengan jelas dan tanpa salah interpretasi," ujar Dr. Ahmad Zaki, seorang dosen di Universitas Negeri Jakarta. Namun, ia juga mengakui bahwa penggunaan bahasa baku di luar konteks akademik cenderung terabaikan, dengan mahasiswa seringkali lebih memilih bahasa yang lebih santai dan tidak terikat pada aturan baku.

Hal serupa juga terlihat di masyarakat umum, di mana bahasa gaul dan istilah-istilah yang sering muncul di media sosial semakin mendominasi percakapan sehari-hari. Istilah-istilah seperti "cuy", "gas", dan "baper" sering digunakan dalam percakapan, bahkan dalam situasi formal, yang menyebabkan pergeseran dari penggunaan bahasa Indonesia baku. Meskipun demikian, menurut Prof. Sri Utami, seorang pakar linguistik dari Universitas Indonesia, pergeseran bahasa ini tidak sepenuhnya negatif. "Bahasa adalah sesuatu yang hidup dan terus berkembang. Penggunaan bahasa gaul adalah salah satu bentuk kreativitas, tetapi penting untuk tetap memahami kapan dan di mana bahasa Indonesia baku harus digunakan, terutama dalam konteks yang lebih formal."

Untuk mendorong penggunaan bahasa Indonesia baku yang lebih konsisten, beberapa universitas telah mengadakan pelatihan dan seminar mengenai pentingnya penggunaan bahasa yang tepat. Selain itu, kampanye pemasyarakatan bahasa Indonesia baku juga gencar dilakukan oleh pemerintah melalui berbagai media dan kegiatan pendidikan. Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, kesadaran akan pentingnya penggunaan bahasa Indonesia baku harus terus ditingkatkan, mengingat peran bahasa yang sangat vital dalam menjaga identitas nasional dan memfasilitasi komunikasi yang efektif antar individu.

Secara keseluruhan, meskipun penggunaan bahasa Indonesia baku masih menghadapi tantangan, kesadaran akan pentingnya berbahasa yang baik dan benar perlu terus ditanamkan. Bagi mahasiswa dan masyarakat, bahasa Indonesia baku bukan hanya sekadar alat komunikasi, tetapi juga sebagai simbol kecerdasan dan penghormatan terhadap budaya nasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline