Lihat ke Halaman Asli

Nazwa Febry Savira

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

Stres dan Kortisol: Menelusuri Bahaya Stres Berkepanjangan

Diperbarui: 14 Juni 2023   09:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Stres. Sumber: Penulis

Kehidupan masa kini kerap diwarnai dengan kepadatan aktivitas, tekanan yang tinggi, dan tuntutan yang konstan sehingga dapat memicu seseorang mengalami stres. Stres umumnya dikaitkan dengan kondisi seseorang dengan rasa tegang dan cemas atau takut dan khawatir akan sesuatu.  

Sebagai mahasiswa, kita seringkali dihadapkan dengan tugas yang menumpuk, jadwal kuliah yang padat, ujian, dan perubahan kehidupan sosial yang cepat sehingga tidak sedikit mahasiswa mengalami stres dalam menjalani perkuliahan. 

Ketika kita mengalami stres, tubuh kita merespons dengan cara tertentu, dan salah satu hormon yang berperan penting dalam respons stres adalah kortisol. Kortisol, atau dikenal juga sebagai hormon stres, memainkan peran yang signifikan dalam tubuh kita. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi lebih lanjut tentang kortisol dan bagaimana hubungannya dengan stres.

Mengenal Kortisol dan Hubungannya dengan Stres

Kortisol dan Stres. Sumber: Penulis

Kortisol adalah hormon steroid yang diproduksi oleh kelenjar adrenal di dalam tubuh. Hormon ini sangat penting karena mempengaruhi banyak fungsi tubuh kita, termasuk sistem kekebalan, metabolisme, detak jantung, tekanan darah, dan respon stres. Kortisol diproduksi dalam jumlah yang berfluktuasi sepanjang hari, dengan puncak produksi biasanya terjadi pada pagi hari dan turun pada malam hari.

Ketika kita mengalami stres, kortisol dilepaskan ke dalam aliran darah sebagai bagian dari respons "fight-or-flight" tubuh kita. Respons ini melibatkan serangkaian perubahan fisik dan biokimia yang membantu kita menghadapi situasi stresor. Peningkatan kortisol dalam darah meningkatkan suplai energi ke otot dan otak, meningkatkan fokus dan kewaspadaan, dan menghambat fungsi tubuh yang tidak mendesak, seperti sistem pencernaan. Ketika seseorang mengalami stres kronis atau stres yang berkepanjangan, produksi kortisol akan terus-menerus mengalami peningkatan. Produksi kortisol yang berlebih dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan kita. Berikut adalah beberapa dampak negatif kadar kortisol tinggi pada tubuh.

Dampak Kadar Kortisol Tinggi pada Tubuh


1. Gangguan Tidur

Salah satu dampak yang paling umum adalah gangguan tidur. Tingkat kortisol yang tinggi dapat membuat kita sulit tidur, mengalami insomnia, atau mengganggu kualitas tidur kita secara keseluruhan. Kurangnya tidur yang berkualitas dapat mempengaruhi kesehatan dan kinerja kita sehari-hari.

2. Menurunkan Performa Kognitif dan Memori

Kortisol yang tinggi dapat mempengaruhi fungsi kognitif dan memori kita. Stres kronis dapat menyebabkan kesulitan dalam memusatkan perhatian, mengganggu ingatan jangka pendek, dan memperlambat kemampuan belajar baru.

3. Menurunkan Sistem Kekebalan Tubuh

Awalnya, kortisol dapat memberikan dampak positif pada sistem kekebalan tubuh dengan mengatur peradangan dan merangsang respons imun akut yang diperlukan untuk melawan infeksi dan cedera. Namun, ketika paparan kortisol berkepanjangan, hal ini dapat menekan sistem kekebalan tubuh sehingga risiko infeksi meningkat dan proses penyembuhan melambat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline