Lihat ke Halaman Asli

Nazwa Azizah

Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

Membidik Kesuksesan di Tanah Matahari Terbit: Anak SMK Indonesia Berpeluang Bekerja di Jepang dengan Keterampilan Manufaktur

Diperbarui: 7 Juni 2024   08:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Engineer selection in Japan in Togochor car marketing factory, Kenshusei.

Permintaan tenaga kerja di Jepang, sektor manufaktur terus meningkat. dikutip dari lama detikcom, pada 2023 Jepang diperkirakan membutuhkan sekitar 1,8 juta pekerja asing untuk bekerja. Jumlah itu diprediksi masih akan terus bertambah dari tahun ke tahun.
Kondisi itu, tentu menjadi peluang emas bagi anak-anak Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Indonesia untuk meniti karier di negara berjuluk mata hari terbit tersebut.


Industri manufaktur di Jepang sudah sangat maju dan menarik minat para pencari kerja, termasuk lulusan SMK dari Indonesia. Selain mengejar karir, mereka dapat pengetahuan dan keterampilan baru dibidang manufaktur.


Jepang membuka akses seluas-luasnya untuk para pekerja asing, hal itu lantaran kebutuhan tenaga kerja yang terampil dan terlatih di sektor-sektor tertentu seperti manufaktur tidak berbanding dengan tenaga kerja lokal yang ada.


Meski, Jepang memiliki sistem pendidikan dan pelatihan yang berkualitas, namun jumlah tenaga kerja lokal yang tersedia tidak selalu mencukupi untuk memenuhi permintaan industri yang terus berkembang. Maka, penerimaan pekerja asing menjadi solusi untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja sambil mempertahankan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi agar tetap stabil.


Sebaliknya, Indonesia dengan jumlah populasi terbesar ke empat di Dunia ini, menjadi salah satu sumber daya terpenting bagi Jepang dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja. Para lulusan dari SMK di Indonesia, dengan keterampilan yang mereka miliki, menjadi magnet bagi perusahaan- perusahaan Jepang yang mencari pekerja terampil untuk memperkuat industri manufaktur mereka.


Kebutuhan tenaga kerja di Jepang diprediksi akan terus bertambah. Dikutip dari hotcourses Indonesia, diperkirakan pada 2040 Jepang akan membutuhkan tenaga kerja asing hingga 6,74 juta atau empat kali lipat jumlah pekerja asing saat ini. Hal ini menunjukkan bahwa peluang bekerja di Jepang akan semakin besar pada masa yang akan datang.


Ada beberapa alasan mengapa Jepang layak dijadikan destinasi negara untuk membangun karir, yaitu:
1. Jepang menjadi negara maju yang memiliki industri yang kuat.
Jepang merupakan salah satu dari sedikit negara maju yang memiliki industri yang kuat dan beragam. Dengan reputasi sebagai pusat teknologi dan inovasi global, Jepang menawarkan peluang bagi para profesional untuk terlibat dalam berbagai sektor, mulai dari teknologi informasi hingga manufaktur tingkat tinggi.
2. Budaya kerja yang disiplin dan efisien.
Jepang dikenal karena budaya kerja yang disiplin, efisien, dan berorientasi pada kualitas. Lingkungan kerja yang profesional dan kompetitif ini memungkinkan individu untuk berkembang secara profesional dan mencapai potensi maksimal mereka.

3. Sistem Pendidikannya dihargai seluruh dunia.
Sistem pendidikan dan pelatihan di Jepang sangat dihargai di seluruh dunia, memberikan akses kepada para pekerja untuk terus meningkatkan keterampilan mereka dan mengikuti perkembangan terbaru dalam industri masing-masing.
4. Membuka kesempatan bagi pekerja asing.
Jepang menawarkan kesempatan bagi para pekerja asing untuk merasakan budaya yang unik dan beragam, serta memperluas jaringan profesional internasional. Dengan kombinasi faktor-faktor ini, bekerja di Jepang tidak hanya menawarkan pengalaman karir yang berharga, tetapi juga kesempatan untuk pertumbuhan pribadi dan lintas budaya yang kaya.

Stasa Abdu Salam warga asal Indonesia yang telah berhasil bekerja di PT T.RAD Tokyo, Jepang. Dalam wawancara ia menjelaskan bagaimana industri manufaktur telah memperkenalkan Green Jobs dengan mengubah teknologi dan proses produksinya untuk lebih ramah lingkungan.


“Jadi biasanya mesin itu ada maintenance setiap 1 tahun 2 kali dan jika mesinnya sudah tidak beroperasi itu ada asuransi tersendiri dari perusahaan yang bertanggung jawab dan ketika produksi barang ada yang gagal atau tidak memenuhi standar kualitas maka akan di daur ulang” kata karyawan PT T.RAD asal Indonesia, Stasa Abdu Salam di Garut, Sabtu (13/04/24).
Saat ini, banyak perusahaan manufaktur Jepang juga telah beralih ke teknologi dan proses produksi yang lebih ramah lingkungan.

Mereka menggunakan bahan-bahan dan sumber daya yang lebih efisien, serta mengadopsi metode produksi yang menghasilkan lebih sedikit limbah dan emisi karbon. Ini mencakup penggunaan energi terbarukan dan pengembangan produk yang lebih tahan lama atau mudah didaur ulang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline