Lihat ke Halaman Asli

Nazwaawaa

Pelajar

Pintu Terakhir

Diperbarui: 24 Januari 2025   08:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di sebuah kota kecil yang dikelilingi pegunungan asri, terdapat sebuah gedung tua yang dikenal sebagai Gedung Arjuna. Bangunan itu sudah lama tak berpenghuni, namun tetap berdiri kokoh walau dengan dinding-dinding retak dan cat yang mengelupas. Walau begitu, tidak ada yang berani mendekatinya apalagi masuk. 

Konon, gedung tersebut dulunya merupakan sebuah panti asuhan yang terbakar habis sekitar 30 tahun yang lalu. Seluruh penghuni di dalamnya tewas, kecuali seorang anak laki-laki bernama Ananta. Saat kejadian Ia ditemukan di luar gedung, dengan pakaian dipenuhi abu serta darah, dengan ekspresi kosong di wajahnya. Tidak ada yang tahu bagaimana ia selamat.

Beberapa tahun setelah kejadian tersebut Ananta menghilang secara misterius tanpa kabar sedikitpun. Sejak saat itu Gedung Arjuna tetap menjadi simbol kutukan bagi penduduk kota. Mereka percaya bahwa gedung itu "Hidup" dan menyimpan dosa-dosa orang-orang yang pernah tinggal di dalamnya. 

Surya, seorang penulis yang sedang berjuang menemukan identitas dirinya, datang ke kota itu untuk menulis kisah misteri tentang Gedung Arjuna. Ia percaya, di balik legenda gelap itu pasti ada kebenaran yang bisa ia ungkapkan kepada dunia. Penduduk kota memperingatinya untuk tidak terlalu dekat dengan gedung itu. 

"Tidak ada yang keluar dengan selamat dari sana," kata Pak Anton, pemilik penginapan tempat Surya menginap.

Namun, rasa penasaran Surya lebih besar daripada rasa takutnya. Ia yakin bahwa kisah tentang Gedung Arjuna akan menjadi karya besar pertamanya.

Di pagi yang dingin, Surya berjalan menuju Gedung Arjuna. Ia membawa senter, buku catatan, dan kamera. Begitu ia membuka pintu utama gedung itu, aroma apek dan basah langsung menyerbu hidungnya.

Ruangan pertama adalah aula besar dengan lantai kayu yang sudah lapuk. Di dinding, ada lukisan-lukisan anak-anak yang menggambarkan keluarga dan rumah, namun semuanya terlihat suram, seperti melambangkan kesepian.

Di ujung aula, ia melihat sebuah pintu yang sedikit terbuka. Ketika ia mendekat, ia mendengar suara langkah kaki kecil.

"Halo?" panggilnya.

Tidak ada jawaban.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline