Lihat ke Halaman Asli

Jemari Bunda

Diperbarui: 10 Maret 2023   12:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Jemari bunda merupakan karya Dian Yasmina Fajri dari kumpulan cerita pendek miliknya yang berjudul "Mencari jalan ke hati Bunda". Buku ini menceritakan tentang seorang anak perempuan yang tidak memiliki keinginan sama sekali dalam hal memasak. Justru ia lebih suka dalam hal berbau olahraga. Dari kisah jemari bunda terdapat cerita yang cukup sesuai dengan kondisi saat ini."Tidak adil sekali kalau keperempuanan dinilai cuma dari masakan atau hasil jahitan. Apa aku kurang perempuan hanya karena aku suka teater, main softball. dan gemar elektronika? Perempuan ya perempuan, itu hanya masalah biologis. Perempuan tidak meski identik cuma dengan dapur dan pekerjaan mengurus anak.

Menurut sudut pandangku, dan sinopsis cerita tersebut. Saat ini, perempuan masih dipandang sebelah mata. Hanya karena kepercayaan diri, keluasan wawasan dll. Laki-laki merasa tak tahan disaingi oleh perempuan. Padahal masih banyak cara untuk saling meningkatkan value masing-masing untuk saling menghargai dan bekerja sama dalam membina kehidupan rumah tangga.

 Bukan berarti perempuan harus selalu berada di bawah laki-laki. Patuh Itu harus tapi tidak selalu harus menjadi budaknya. Perempuan dan laki-laki bisa berjalan beriringan,tetapi tetap mengetahui batasan.

 Dari kisah ini, pembaca bisa mengambil banyak pelajaran. Dari mulai perempuan tetap bisa menjadi wanita karier, seiring dengan berjalannya kewajiban ia sebagai istri dan anak. Menjadi wanita Independen bukanlah hal yang salah, ia bekerja untuk menghidupi keluarganya ditengah hiruk pikuk omongan orang-orang yang masih menganggap rendah wanita karier. 

Kelebihan dari cerita ini mengandung banyak pesan moral, terlebih pandangan terhadap wanita karier. Penulisan serta tanda bacanya sudah tepat sehingga membuat pembaca nyaman, kelemahannya yaitu ceritanya menggantung Jika ingin tahu lanjutannya,harus membaca chapter berikutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline