Lihat ke Halaman Asli

nazwaa

Mahasiswa

Kesenjangan Digital, Tantangan Pedagang Tradisional dalam Menghadapi Era Perekonomian Digital

Diperbarui: 2 Desember 2024   09:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pasar Tanjung di Kabupaten Jember merupakan salah satu pusat perekonomian tradisional yang menjadi tempat interaksi antara berbagai produk lokal dengan konsumen dari berbagai daerah. Di pasar ini, para pelaku UMKM menawarkan beragam produk unggulan, mulai dari kerajinan tangan, pangan lokal, hingga pakaian dan aksesori.

 Namun, sebagian besar UMKM di Pasar Tanjung masih menjalankan kegiatan usahanya dengan cara-cara konvensional, seperti berdagang langsung di pasar, menggunakan sistem barter, dan kurang memanfaatkan teknologi dalam memasarkan produknya.

Kesenjangan digital menjadi salah satu hambatan utama yang dihadapi oleh pelaku UMKM di Pasar Tanjung. Beberapa penyebab kesenjangan ini adalah rendahnya literasi digital, keterbatasan akses internet, serta minimnya pelatihan tentang pemasaran digital atau penggunaan e-commerce. Akibatnya, banyak UMKM belum mampu memanfaatkan potensi pasar digital yang terus berkembang untuk memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan efisiensi usaha mereka. 

Sebagian besar pedagang di Pasar Tanjung juga berasal dari kelompok usia lanjut yang kurang memahami teknologi. Mereka cenderung bergantung pada pembeli yang datang langsung ke pasar. Namun, tren belanja masyarakat kini lebih condong pada belanja daring, sehingga jumlah pengunjung pasar tradisional semakin menurun.

 Kondisi ini menyebabkan pedagang sulit bersaing dengan perubahan pola konsumsi modern, yang pada akhirnya memengaruhi pendapatan mereka secara signifikan. Tanpa adanya upaya pemberdayaan, ketertinggalan digital ini berisiko memperburuk keberlanjutan ekonomi tradisional di pasar tersebut.

Pasar Tanjung sebenarnya memiliki peluang besar untuk berkembang jika pelaku UMKM mendapatkan akses dan pelatihan terkait teknologi digital. Dengan memanfaatkan platform e-commerce, media sosial, dan aplikasi berbasis teknologi, UMKM dapat menjangkau pasar yang lebih luas hingga ke tingkat nasional dan internasional. 

Selain itu, digitalisasi dapat membantu meningkatkan efisiensi dalam berbagai aspek operasional, seperti pengelolaan stok, pemasaran, hingga transaksi keuangan. Dengan dukungan teknologi, tantangan yang selama ini dihadapi para pelaku UMKM dapat diatasi secara efektif.

Agar transformasi digital dapat berjalan dengan baik, diperlukan sinergi antara berbagai pihak, termasuk pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan sektor swasta. Pemerintah dapat memberikan pelatihan pemasaran digital dan meningkatkan infrastruktur internet di sekitar Pasar Tanjung, sementara pihak lain dapat berkontribusi melalui pendampingan, pemberian akses permodalan, dan pengembangan platform digital yang ramah pengguna. 

Dengan kolaborasi yang solid, kesenjangan digital dapat diatasi, sekaligus membuka peluang bagi Pasar Tanjung untuk berkembang menjadi pasar tradisional modern yang tetap relevan di era digital.

Hasil wawancara dengan dua pedagang di Pasar Tanjung mengungkapkan adanya kesenjangan teknologi yang cukup signifikan dalam aktivitas perdagangan mereka. Pedagang pertama, yang berjualan pakaian, telah memanfaatkan media sosial seperti Instagram dan WhatsApp untuk mempromosikan produknya. Strategi ini memungkinkan dia menjangkau pelanggan yang lebih luas, bahkan hingga ke luar daerah, sehingga memberikan dampak positif terhadap perkembangan bisnisnya. 

Sebaliknya, pedagang kedua, seorang ibu yang menjual sepatu dan tas, masih sepenuhnya bergantung pada metode tradisional. Ia hanya mengandalkan pembeli yang datang langsung ke pasar tanpa menggunakan teknologi apapun untuk mendukung usahanya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline