Sisindiran berasal dari bahasa Sunda yaitu sindir yang artinya omongan yang diibaratkan, tidak secara langsung. Dalam sastra Sunda, sisindiran adalah karya sastra berupa ungkapan/pantun yang disampaikan melalui bahasa yang diibaratkan melalui kiasan sehingga maksud yang ingin disampaikan diutarakan secara tidak langsung. Sisindiran tak hanya diucapkan, namun juga sering dilagukan untuk pentas.
Dilihat dari cara penyampaiannya, sisindiran terbagi menjadi 3 golongan, yaitu :
1. Rarakitan
Rarakitan adalah sisindiran yang dibangun oleh cangkang dan isi. Cangkang dan isi tersebut harus satu suara serta sama purwakanti dalam setiap akhir kalimat. Umumnya jumlah baris rarakitan dibangun oleh 4 garis dimana setiap garis berisi 8 suku kata. Baris pertama dan kedua merupakan cangkang, baris ketiga dan keempat adalah isi. Ciri khas dari rarakitan adalah kata di baris pertama akan memiliki kesamaan suara dengan kata di baris ketiga, lalu kata di baris kedua memiliki kesamaan dengan kata di baris ketiga. Contoh:
Mun teu tulus ka paseukna,
Ka pancirna oge hade.
Mun teu tulus ka lanceukna,
Ka adina oge hade.
Dilihat dari isinya, rarakitan terbagi 3, yaitu :