Lihat ke Halaman Asli

Malo Makang Yaki, Selamatkan!

Diperbarui: 25 Oktober 2018   16:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Pada hakikatnya semua manusia itu baik. Iya kan?

Baru kemarin hati saya mengharu biru membaca #ThaiCaveRescue. Dalam setiap update-an air mata saya meleleh melihat semua orang kompak, optimis dan penuh solidaritas. Orang-orang dari berbagai kalangan dan negara saling bahu membahu melakukan misi penyelamatan 12 anak dan pelatih mereka yang terkurung di gua selama hampir dua minggu. 

Misi berhasil walau ada satu nyawa yang harus dikorbankan. Dada saya penuh dengan emosi karena berita tersebut. Saya menjadi percaya, manusia dasarnya baik. Sungguh.

Namun kepercayaan saya terkikis melihat postingan yang beredar di laman Facebook saya. Sebuah akun memposting mayat seekor yaki yang dibunuh untuk dijadikan hidangan. 

Yaki atau macaca nigra. Primata endemik yang hidup di hutan primer ini yang doyannya cuma makan bagian tumbuhan, seperti daun, pucuk daun, biji, bunga, umbi, buah, beberapa jenis serangga, moluska, invertebrata kecil, bahkan ular. Hewan ini harus menjadi konsumsi manusia-manusia tak berhati. Hewan yang populasinya terancam punah ini justru masih diburu dan dianggap hewan konsumsi. 

What is wrong with you, people?

Kejadian ini terjadi di kota kelahiran saya. Kota Bitung. Padahal Pemerintah Kota Bitung sejak beberapa waktu lalu sudah mengkampanyekan #SaveYaki demi melindungi mamalia tersebut. Karena satwa yang penyebarannya paling banyak di hutan primer Tangkoko ini sudah semakin sedikit jumlahnya. Dengan adanya postingan di akun oknum yang membunuh yaki, bukti jika kampanye ini belum menyasar semua masyarakat. Atau mungkin orangnya yang masih bebal?

Hutan tempat hidup mamalia ini juga sama miris nasibnya. 

Pada tahun 2008, Indonesia pernah tercatat di Guiness Book of Record sebagai negara dengan tingkat kehancuran hutan tercepat? Hutan yang rusak dan hancur itu setara dengan 300 lapangan sepakbola.

Di Indonesia. 

Negeri kita tercinta. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline